Jadi, lo orang yang gampang percaya sama cinta pada pandangan pertama? Lo yakin cinta lo nyata? Kalian kan dua orang asing yang baru aja ketemu, siapa tau itu cuma ilusi semata.
Emang banyak yang terjadi secara fisiologis yang bikin tahap awal romansa ini rasanya kayak cinta. Tapi, ada beberapa peneliti yang berpendapat kalo cinta pada pandangan pertama cuma nafsu. Nanti kalo udah intens, baru deh berubah jadi cinta.
Baca juga: Apalah Arti Toxic Relationship Jika Sudah Dibutakan Cinta
Love or Lust?
Kita mulai dari, apa itu cinta? Menurut kamus Merriam-Webster, cinta adalah "kasih sayang yang kuat terhadap orang lain yang muncul dari hubungan kekerabatan atau ikatan pribadi". Tim ilmuwan dari Universitas Rutgers, New Jersey, bilang kalo cinta dapat dipecah jadi tiga kategori: nafsu, ketertarikan dan keterikatan.
Ketertarikan, nafsu, dan keterikatan ini saling terhubung dan saling memperkuat walaupun prosesnya berbeda-beda satu sama lain, menurut jurnal tahun 2016 di Indian Journal of Endocrinology and Metabolism. Simplenya gini, Hormon ketertarikan, hormon nafsu, dan hormon keterikatan sama-sama punya “mesin” sendiri buat ngatur, tapi begitu lo ngerasa tertarik sama seseorang, ketiganya hormon itu akan terlibat.
Ketertarikan ke seseorang mungkin awalnya bukan cinta. Kata Dr. Deborah Lee, spesialis kesehatan reproduksi di Inggris ngebantah kalo orang bisa langsung ngalamin cinta pas pertama kali ngeliat orang lain. Cinta berkembang seiring berjalannya waktu pas lo udah mulai suka sama pikiran, value, dan keterampilan orang lain. Karena, cinta sejati bukan cuma tentang hasrat seksual.
Kata dokter di Inggris yang bernama Ryden, cinta pada pandangan pertama cenderung jadi salah satu nafsu, dan perasaan ini nggak akan bertahan lama. Kalo lo mau cari pasangan jangka panjang. Mending kenali dulu orangnya. Hati-hati loh, yang orang anggap sebagai cinta adalah campuran hormon yang dilepaskan buat ngasih perasaan senang dan aman pada sistem saraf mereka.
"Cinta memengaruhi pikiran dan tubuh secara dramatis," kata Ryden.
"Bersamaan dengan euforia dan pikiran obsesif, ada peningkatan sekresi hormon bahagia, terutama dopamin - terkait dengan penghargaan dan kesenangan - dan oksitosin - terkadang disebut hormon cinta karena hubungannya dengan perasaan hangat, cinta, dan kepercayaan."
Love or addiction?
Tahap awal cinta bisa keliatan mirip kayak kecanduan. Ada area otak yang aktif ngerasain cinta di awal-awal hubungan, area otak ini sama kayak lo kecanduan kokain.
Area otak yang sama aktif selama ngerasain cinta dan kecanduan kokain. Dalam Frontiers in Psychology tertulis:
"Ketika seorang kekasih fokus sama pasangannya, mereka ngerasa gila, mengalami perubahan suasana hati bersamaan dengan serangan euforia, bertindak obsesif dan kompulsif, hidup dalam realitas yang terdistorsi dan sering bergantung pada orang lain. Hal ini juga merupakan perilaku seseorang ketika kecanduan kokain.”
Tapi, perasaan ini memudar seiring bertambahnya usia hubungan.
Ingatan seseorang bisa berubah dipengaruhi sama keadaan emosi. Persepsi tentang pasangan dan bagaimana perasaan mereka ke pasangan di awal-awal akan terdistorsi sama perasaan mereka saat ini. Jadi, yang awalnya mikir waktu itu adalah cinta pada pandangan pertama, sekarang mungkin nggak lagi.
Sebuah studi tahun 2018 di jurnal Frontiers in Human Neuroscience menunjukkan kalo pasangan yang paling bahagia adalah mereka yang mengalami sedikit konflik dan keraguan. Ilusi positif bisa menipu orang buat berpikir kalo mereka jatuh cinta sejak hari pertama, padahal sebenarnya butuh waktu lebih lama buat sampai ke sana.
Baca juga: Happy Valentine's Day! 5 Cerita Cinta Kisah Nyata Terbaik Sepanjang Sejarah