Lo pernah denger istilah situationship gak? Kayak, lo ini deket sama doi tapi gak pacaran, tapi gak temenan juga, tapi bukan HTS (hubungan tanpa status). Ya, namanya situationship.
Situationship itu kayak... kayak hubungan yang nggak ada label pasti, gitu. Jadi, lo sama dia udah ngedeketin, mungkin juga ada kisah romantis, tapi nggak ada janji resmi atau definisi pasti tentang hubungan lo berdua. Mungkin lo pacaran, atau mungkin juga cuma temenan dengan manfaat, tapi semuanya cuman berputar-putar gitu aja. Jadi, nggak ada yang bisa nebak gimana masa depannya, dan semuanya terasa berasa santai dan nggak formal.
Gen Z biasanya suka yang kayak gini nih, gak pacaran tapi pengen diperhatiin, pengen dinafkahi, pengen diajak jalan, dll. Makanya, situationship banyak banget dilakukan sama kalangan kayak lo.
Baca juga: Cari Pacar yang Sepadan & Se-Kasta Biar Hubungannya Awet, Setuju atau Enggak?
Situationship jadi hubungan impian para Gen Z?
Liat aja, laporan Tinder tentang 2022 menyatakan tren pacaran teratas di kalangan yang usianya 18 hingga 25 tahun adalah mereka "nge-hold situationship sebagai status hubungan yang sah."
Platform ini melihat peningkatan 49% anggota yang nambahin frasa itu di bio Tinder mereka antara Januari sampe Oktober 2022. Kayak hubungan yang dijelasin, istilah "situationship" ini nggak ada definisi resmi. Istilah-istilah pacaran yang lebih jelas artinya digeser sama si situationship ini.
Nah, dari penelitian kita, kita ngedefinisikan situationship sebagai hubungan romantis atau seksual yang berlangsung lebih dari enam bulan tapi satu atau dua pihaknya nggak ngeanggap itu bakal jadi apa-apa," kata Elizabeth Armstrong, yang jadi pimpinan Departemen Sosiologi di Universitas Michigan dilansir dari Insider.
Orang-orang dalam situationship biasanya nunjukin diri mereka sebagai single di depan umum, tapi dalam hati, nggak ada niat langsung buat akhirin hubungan itu, katanya. "Ini kayak keluar dari tangga hubungan dalam hal perkembangan, kayak menuju tinggal bareng, nikah, atau sesuatu yang lebih serius."
Situationship ini beda kayak Friend With Benefit, yang ini lebih riweuh
Kalo FWB, lo gak akan melibatkan perasaan sama sekali. Jadi enggak ada perasaan tersakiti kalo lo gagal. Nah yang ini beda, lo mungkin ngerasa punya bayangan tentang masa depan bareng doi, eh ternyata doi-nya enggak berpikir kayak gitu.
Walau istilah "situationship" udah bertebaran di internet beberapa tahun, nggak jelas dari mana atau kapan asalnya. Tapi sejak TikTok makin ngehits, lo kebiasaan curhatin detail kehidupan pribadi secara online, disitulah ketauan kalo situationship banyak terjadi.
Plus-minus situationship
Udah lah, gak usah main-main sama hati. Kan yang sakit lo-lo juga. Kalo lo bertahan ngejalanin hubungan situationship, kemungkinan hati lo akan dimainin setiap hari. Ketidakpastian dalam situationship bisa bikin perasaan cemas dan bingung. Situationship lebih challenging daripada hubungan pacaran biasa, dan lebih bikin lo tegang dan capek doang.
Tapi ironisnya, nggak ada label juga menghilangkan tekanan dalam dating karena orang bisa menikmati momen saat ini tanpa harus mikirin apa yang bakal dateng.
Dalam survei Tinder tentang pengguna usia 18 hingga 24 tahun di Inggris, AS, dan Australia, 54% orang single dan mencari situationship bilang manfaat utamanya adalah mereka punya waktu buat membangun hubungan dengan tekanan lebih sedikit.
Selain itu, 48% yang disurvei bilang situationship memberi lebih banyak opsi untuk persahabatan dan tipe hubungan lainnya. Ya karena gak ada label pacaran ini, hubungan jadi seru dan lo bisa nikmatin keadaan tanpa mikirin ke depannya. Enggak ada ikatan berarti lo gak perlu bertanggung jawab ke pihak lain.
Iya gak? Iya kan?
Baca juga: Menggali Arti Lowkey: Kenapa Hubungan Bisa Lebih Sukses dan Kuat?
Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.