Cara Orang-orang Eropa Abad ke-5 Melindungi Diri dari Vampir

Kalcer 06 Oktober 2022 • 07:00

Editor: Inggita Widia

cover
Cheez Burger

Jadi gini ges, para arkeolog baru-baru ini nemuin makam “vampir” di Polandia dengan sabit di leher mereka. Katanya sih sabit ini biar tubuh mereka nggak bisa bangkit lagi dari kubur.

Ternyata, buat menyelamatkan diri dari vampir bukan dengan masang sabit dileher doang tapi ada cara lain, yaitu dengan menempatkan batu bata di mulut mereka. Btw, ini gue dapet info dari Insider yang dikutip Sciencealert.

 

Batu buat menyelamatkan diri dari Nachzehrer “vampire” di abad 16

Biar lo nggak bingung, Nachzehrer ini adalah vampir dari cerita rakyat Eropa Kuno. 

Dalam kasus ini, ada Jasad wanita ditemuin di kuburan abad ke-16 di Lazzaretto Nuovo, sekitar 2 mil dari Venice, Italia.

Jasad wanita ini dikasih nama “Carmilla” sama ilmuwan-ilmuwan yang nemuin dia. Tapi anehnya, di jasad Carmila ini ada batu bata di mulutnya. Emang nggak ada yang tau identitas si Carmilla, tapi para ilmuwan tau kalo si wanita ini meninggal saat wabah mematikan pes lagi merajalela.

Matteo Borrini, dosen utama antropologi forensik di Liverpool John Moore University sekaligus ilmuwan utama dalam penelitian ini mau melakukan pemeriksaan forensik lebih dalam lagi buat nyari tau apa yang terjadi sama Carmilla, kenapa ada batu bata di mulutnya?

Ternyata, Carmilla dianggap sebagai Nachzehrer sama masyarakat dijaman itu.

 

Source: sciencealert.com/(Reuters/Handout/Insider)



Borrini bilang, yang dikutip dari Scienalert, “What I found was that there was this tradition that said there were bodies people believed were responsible for spreading the plague around. These bodies were not completely dead and were captured by some demonic influence

Jadi Borrini mengungkap temuan tradisi yang bilang kalo mayat-mayat diyakini bertanggung jawab menyebarkan wabah di sekitar. Mayat-mayat ini nggak sepenuhnya mati, karena mereka ditangkap dan dipengaruhi sama setan.

Mayat-mayat ini makan kain kafannya sendiri di dalam kuburan mereka dan menyebarkan wabah penyakit secara magis. Makanya masyarakat menaruh batu bata di mulutnya karena diyakini Nachzehrer akan kesulitan makan kain kafan dan keluar dari kuburnya. Dengan kata kata lain, itu adalah cara mereka melindungi diri dari penyakit.

Nah, balik lagi ke Carmilla, sebenarnya dia ini awalnya nggak dianggap sebagai Vampir. Tapi, pas kuburannya Carmilla dibuka kembali, penggali kubur ngeliat tubuhnya masih terbungkus kain kafan tapi terbuka di sekitar mulutnya. Jadi dia ngira kalo Carmilla kerasukan, makanya penggali kubur naruh batu di mulutnya.

 

Batu buat ngejaga jiwa dari penyebaran penyakit di abad ke-5

Ada lagi penelitian dari Universitas Arizona dan Universitas Stanford. Peneliti nemuin anak berusia 10 tahun yang dimakamin di pemakaman anak di situ villa Romawi Kuno Poggio Gramignano, Traverina, Italia. 

Anak ini dimakamin pada abad ke-5 pas lagi ada wabah mematikan malaria. Dan, ada batu yang ditempatkan di mulut anak ini.

Jordan Wilson, bio arkeolog utama dari proyek ini bilang kalo batu ini kemungkinan buat ngejaga jiwa anak agar nggak keluar - masuk dari tubuhnya.

 

Source: Sciencealert.com/(David Pickel/Stanford University)

 

Kata Jordan, ada kepercayaan yang sangat kuno tentang nafas dan kehidupan manusia. Orang-orang di jaman itu percaya kalo mulut yang digunakan buat bernafas adalah portal tempat keluarnya jiwa setelah kematian.

Nah, batu ini mungkin adalah cara buat ngejaga tubuh atau jiwa si anak dari penyebaran penyakit yang bisa nyiksa orang-orang yang masih hidup. Dan nggak menutup kemungkinan juga, peletakan batu di mulut jadi cara buat ngejaga anak dari penyihir yang dianggap bisa membangkitkan anak-anak dari kematian dan menggunakan jiwa mereka.

Vampir sebagai medium penyebaran penyakit

Emang udah dari dulu ada mitos kalo Vampir ini ngebunuh manusia selama berabad-abad. Makanya kata Borrini, Vampir adalah cara yang tepat buat memahami kematian misterius yang nggak bisa dijelaskan dengan pengetahuan.

Kata Borrini, “Para 'vampir' ini mulai berburu dan membunuh anggota keluarga terlebih dahulu, lalu tetangga, dan kemudian semua desa lainnya. Ini adalah pola klasik penyakit yang menular”

Borrini mendefinisikan "vampir" sebagai orang mati yang bangkit dari kematian.

Wilson juga bilang semua mitos tentang orang mati yang nyiksa orang hidup, baik lewat roh atau tubuh yang dihidupkan lagi, disebut dengan vampir.

Jadi intinya, di mulai dari abad ke-5 orang-orang percaya dengan memasukkan batu ke mulut orang yang udah meninggal dianggap sebagai bentuk melindungi diri dari vampir.

Pertanyaannya, vampir beneran ada atau nggak?

 

artikel ini mengutip dari Science Alert

Why don't you check this?