Pro Kontra Titip Orang Tua ke Panti Jompo, What’s Your Opinion?

Kalcer 18 Januari 2023 • 13:38

Editor: Kuy

cover
Shutterstock/Fit Ztudio

Polemik ini sebetulnya udah ada dari tahun ke tahun dan belum kelar-kelar. Baru-baru ini bahkan dibahas lagi di Twitter dan menuai ketubiran. Isu yang dibahas adalah aktivitas titip orang tua ke panti jompo.

Kata salah satu netizen, jangan sampai kita jadi anak durhaka karena menitipkan orang tua ke panti jompo. 

Hmmm...

Tenor

Baca juga: Tipe tipe Menu Standar Makan Siang Karyawan Jakarta

Kalo kata kubu kontra, menitipkan orang tua ke panti jompo kesannya sama aja kayak kita “menelantarkan” orang tua yang sudah membesarkan kita dengan tulus hingga kita dewasa. Sampai kapanpun, orang tua akan tetap lebih bahagia dan nyaman kalau diurus sama anggota keluarganya sendiri dibanding orang lain. 

Tapi, argumen ini dibantah sama netizen lain. Menitipkan orang tua ke panti jompo bukanlah solusi yang buruk, melainkan salah satu alternatif terbaik asalkan orang tuanya setuju. Alias, nggak ada pemaksaan.

Garisbawahi ya, harus atas persetujuan atau consent. Dan, panti jomponya harus punya fasilitas yang memadai. 

Semakin si anak dewasa, aktivitasnya bakal semakin banyak. Ada berbagai keperluan yang membuat si anak terpaksa nggak bisa stay di rumah selama 24 jam. Daripada orang tua kesepian atau butuh bantuan, lebih baik dititipkan ke panti jompo aja. 

Di panti jompo, orang tua bakal ketemu teman sebaya mereka, saling ngobrol, ada aktivitas, ada profesional yang menjaganya 24 jam.  

Tenor

Kata Sosiolog

Dilansir undip.ac.id, sosiolog dan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro,  Ari Pradhanawati, sempat ngasih pendapat soal fenomena menitipkan orang tua ke panti joimpo. Di zaman sekarang, merawat orang tua itu harus disetujui kedua belah pihak. 

"Suami, istri, atau ibunya suami atau ibunya istri harus setuju. Jika tidak setuju nanti terjadi persoalan, sementara budaya kita merawat orang tua itu adalah keharusan tetapi kasuistik dan ada positifnya ketika kita ingin merawat orang tua di panti jompo” ungkap Prof. Ari.

Selain itu, Prof Ari mengakui kalau diksi "panti jompo" masih tabu di telinga masyarakat. Menurutnya, akan lebih baik jika istilah Panti Jompo diganti dengan kata-kata yang lebih nyaman sehingga bisa diterima masyarakat, misalnya rumah masa tua yang punya fasilitas komplet. 

Tenor

“Dalam pikiran kita jika mendengar kata panti jompo atau panti wreda seolah menganggap orang tua dibuang padahal sebenarnya tidak begitu juga, karena memang ketika mendengar kata jompo atau wreda terkadang membuat pikiran malah stres. Artinya bagaimana kita membuat istilah yang membuat nyaman, misalnya sebuah rumah masa tua dimana ada fasilitas yang komplit. Sehingga konotasi kita terhadap panti jompo atau panti wreda untuk lansia diubah menjadi suatu istilah-istilah yang mengena di hati dan anggapan ke panti jompo itu tidak berarti dibuang dan orang tua mesti diberi pemahaman,” lanjutnya.

Baca juga: Kata-kata yang Akrab dan Relate Didengar di Kehidupan Dewasa

Sementara itu, Dosen Fakultas Psikologi Undip. Dr. Unika Prihatsanti menyampaikan kenapa panti jompo ini bisa jadi polemik. Terkadang orang tua punya harapan bahwa anak-anak mereka adalah investasi di masa depan. Artinya, mereka berharap anak-anak bakal mengurus orang tuanya di masa tua. Tapi, generasi saat ini berubah, dengan aktivitas dan situasi yang beragam.

Tenor

“Kita tidak bisa menyalahkan jika seorang anak tidak bisa mendampingi orang tua di masa tua karena anak-anaknya bekerja, sementara itu ada orang yang berpandangan terbuka, misalnya orang tua merasa senang berada di panti adiyuswa karena temannya banyak. Sedangkan mengenai pemberdayaan adiyuswa di beberapa negara yang sudah diaktifkan, kebijakan itu bagus untuk melibatkan orang tua di dunia kerja dan saat ini menjadi hal umum. Sejauh tentunya kontrol secara kesehatan dan mereka sehat, ini adalah kebijakan yang bagus supaya dampak psikologis adiyuswa ini teratasi, dengan mereka bekerja akan mengatasi rasa kesepian tentunya pekerjaan itu disesuaikan dengan kondisi fisik” pungkas Unika.

Menurut lo gimana? 

Why don't you check this?