Survei: Banyak Perusahaan Pecat Gen Z, Apa Alasannya?

Kalcer 22 Oktober 2024 • 16:09

Editor: Lulu Azizah

cover
Freepik

Akhir-akhir ini, kaum generasi Z atau akrab dikenal dengan sebutan Gen Z sering banget mendapat stereotip kurang enak di dunia kerja. Mulai dari dikasih label “manja”, “kutu loncat”, “gampang emosian”, “mageran”, dan masih banyak lagi.

Well, stereotip-stereotip itu ada hubungannya nih dengan survei terbaru ini.  Sebuah laporan terbaru Intelligent, platform konsultasi pendidikan dan karier, mengungkap data mengejutkan terkait pekerja Gen Z. 

Menurut survei tersebut, sekitar enam dari 10 perusahaan melaporkan telah memecat lulusan universitas yang baru mereka rekrut tahun ini alias fresh graduate. 

Pemutusan hubungan kerja ini dilakukan oleh banyak perusahaan karena beberapa alasan guys, yakni kurangnya motivasi dari karyawan, kurangnya profesionalisme, dan keterampilan komunikasi yang buruk.

hcamag.com

Selain itu, berikut ada beberapa alasan lain mengapa perusahaan memecat karyawan Gen Z:

1. Kurangnya motivasi atau inisiatif - 50 persen

2. Kurangnya profesionalisme - 46 persen

3. Keterampilan berorganisasi yang buruk - 42 persen

4. Keterampilan komunikasi yang buruk - 39 persen

5. Kesulitan menerima feedback - 38 persen

6. Kurangnya pengalaman kerja yang relevan - 38 persen

7. Keterampilan pemecahan masalah yang buruk - 34 persen

8. Keterampilan teknis yang tidak memadai - 31 persen

9. Ketidakcocokan budaya - 31 persen

10. Kesulitan bekerja dalam tim - 30 persen

 

Berdasarkan isi survei tersebut, banyak fresh graduate saat ini susah masuk dunia kerja karena mereka belum siap dengan lingkungannya. 

Gallup

“Banyak lulusan perguruan tinggi baru-baru ini kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya karena hal itu bisa sangat berbeda dari apa yang biasa mereka alami selama belajar. Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri," kata Huy Nguyen, kepala penasihat pendidikan dan pengembangan karier Intelligent, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC Indonesia. 

Kemudian, survei tersebut juga melaporkan bahwa beberapa mayoritas pekerja Gen Z merasa kesulitan mengelola beban kerja, sering terlambat, dan enggak berpakaian atau berbicara dengan pantas.

Dilansir dari CNBC Indonesia, laporan terpisah mengungkapkan bahwa pekerja Generasi Z terlalu bergantung pada dukungan orang tua selama pencarian kerja mereka.

Menurut survei yang dilakukan oleh ResumeTemplates, menyebutkan 70% mengaku meminta bantuan orang tua mereka dalam proses pencarian kerja.

Sementara itu, 25% lainnya bahkan membawa orang tua mereka ke wawancara, sementara banyak yang lainnya meminta orang tua mereka mengirimkan lamaran kerja dan menulis resume untuk mereka.

 

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.

Why don't you check this?