Budaya Kerja Budak Korporat di Korea Selatan, Mirip Drakor?

K-wave 15 Februari 2023 • 13:00

Editor: Lulu Azizah

cover
Instagram.com/TVNDrama

Apa yang sering lo lihat di drama Korea memang nggak selalu seindah itu ygy. Gak cuma cinta-cintaan nya aja yang nggak sesuai ekspektasi drakor, tapi budaya kerja di Korea Selatan juga katanya nggak seindah di drama guys. 

Percaya nggak percaya, banyak budak korporat di Korea Selatan yang bilang kalo budaya kerja di sana mirip dengan wajib militer guys. Menurut survei yang dilakukan sebuah situs rekrutmen Korea, 7 dari 10 pekerja menyatakan adanya kemiripan budaya militer di tempat kerja mereka.

Hah? Budaya militer? Gimana-gimana?

budaya kerja korea selatan

Iyap, maksudnya budaya kerja di perusahaan Korea itu keras banget kayak di medan perang. Bahkan, beberapa pekerja mengungkapkan adanya penindasan antara sesama rekan kerja. 

Peserta survei juga mengungkapkan beberapa alasan lainnya seperti keputusan kerja yang diubah secara nggak wajar hanya untuk memprioritaskan kepentingan ‘posisi atas’, perusahaan yang nggak mau menghormati privasi, dan sistem pelaporan yang masih terlalu kaku. 

Selain itu, budaya kerja di perusahaan Korea Selatan masih kental banget nih guys dengan urutan hierarki, mengikuti perintah, dan budaya kkondae (sekelompok orang yang merasa benar sendiri).

Baca juga: Bucin Another Level, Ada 11 Hari ‘Kasih Sayang’ di Korsel Sepanjang Tahun


Wajib lembur dan kerja di weekend

budaya kerja korea selatan

Selain budaya militer, kebanyakan perusahaan di Korea masih menerapkan lembur dan kerja di akhir pekan. Misalnya, jam kerja di sebuah perusahaan mulai dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Tapi, perusahaan mewajibkan karyawannya untuk datang ke kantor jam 8 pagi dan selesai jam 8 malam. 

Bagi budak korporat Korea, haram hukumnya pulang duluan di saat manajer atau atasan mereka masih belum kelar dengan kerjaannya. Terutama bagi para entry level dan fresh graduate. Mau nggak mau, mereka harus nungguin atasan mereka sampai pulang dulu.

Mirip kan sama di Indo? Hehe~

budaya kerja korea selatan

Masih banyak juga perusahaan di Korea yang memperlakukan karyawan layaknya mesin dan menerapkan pola pikir ‘Ada banyak orang yang mau menggantikan posisi lo. Kalo lo nggak kuat, lo bisa cabut!’. 

Masalahnya, beberapa perusahaan ogah membayar lembur para pekerjanya dan inilah yang jadi salah satu kekhawatiran terbesar di kalangan milenial, yaitu mereka nggak bisa mendapatkan uang yang cukup seberapa lama pun mereka bekerja. 


Diskriminasi gender di tempat kerja

budaya kerja korea selatan

Diskriminasi gender juga kerap kali terjadi nih di lingkungan kerja Korea, terutama pada wanita yang mencari pekerjaan. Menurut survei dari situs rekrutmen Korea, 4 dari 10 perusahaan lebih memilih mempekerjakan pria daripada wanita karena kemungkinan cuti hamil di kemudian hari.

Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) juga mengatakan perempuan di Korea yang bekerja menempati posisi eksekutif atau anggota dewan di perusahaan  hanya sebesar 0,4% aja, terendah di antara negara-negara dalam kelompok OECD. 

Selain itu, karyawan laki-laki biasanya dibayar sekitar 50% lebih tinggi daripada karyawan wanita. Banyak perusahaan yang masih beranggapan jika karyawan wanita cenderung menolak bekerja lembur, melakukan perjalanan bisnis, dan jadi sukarelawan untuk pekerjaan berat.

Baca juga: From Zero To Hero: Lika-liku Tahapan Jadi K-pop Idol

budaya kerja korea selatan

Mereka juga percaya kalo karyawan wanita itu gampang untuk resign dari dari pekerjaannya karena alasan menikah, melahirkan, dan lain-lain.

Inilah yang membuat banyak perusahaan Korea lebih memilih mempekerjakan karyawan laki-laki daripada perempuan. Serta, memberikan llebih banyak peluang promosi pekerjaan kepada laki-laki daripada perempuan.

Why don't you check this?