Pro Kontra Ranjang Pasien HIV di RS Dilapisi Plastik Trending di Twitter, Diskriminasi?

Lifestyle 16 Desember 2022 • 14:01

Editor: Lulu Azizah

cover
Shutterstock/Jarun Ontakarai

Di Twitter lagi rame banget nih guys soal ranjang pasien HIV yang dilapisi plastik. Iyap, berita ini rame karena cuitan akun salah satu netizen yang merasa nggak terima atas tindakan diskriminasi Rumah Sakit terhadap temannya yang mengidap HIV.

“Diskriminasi odhiv masih ada!! Dampingi teman odhiv yg mau operasi, kaget kok bed diplastiki kukira karena sejak pandemi, ternyata dijelaskan oleh susternya karena HIV. Mau marah tapi sama siapa?! Kok ga sekalian kamar mandinya kalian laminating?!” bunyi cuitan tersebut.

Jadi, sang pemilik akun tuh ceritanya lagi mau menemani temannya mengidap HIV melakukan operasi di Rumah Sakit. Tapi dia kaget banget pas tau ranjang yang disediakan pihak RS untuk temannya malah di bungkus plastik bening. 

Baca juga: Dari Cepmek hingga Healing, Kata-kata Trending di Google Indonesia Selama Tahun 2022

Dia menilai kalo perlakuan pihak RS berlebihan dan udah melakukan diskriminasi kepada temannya. Dia juga sempat membuat cuitan lagi dan mengungkapkan kalo penyakit HIV nggak segampang itu menularnya, apalagi kalo udah ARV. Diperlukan 19L air liur dan keringat untuk bisa menularkan penyakit HIV. 

Karena cuitan-cuitan akun itu, muncul pro kontra dari netizen Twitter soal penanganan pengidap HIV nih guys. Bahkan, ahli kesehatan pun memiliki opini yang berbeda-beda terkait penanganan penyakit ini. 

Menurut Ahli Kesehatan

Dicky Budiman, selaku peneliti global health security yang aktif meneliti kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) ikut memberikan respons soal cuitan kontroversi ranjang rumah sakit tersebut guys. 

Kata Dicky tindakan rumah sakit yang melapisi tempat tidur pasien HIV dengan plastik merupakan hal yang berlebihan dan seharusnya nggak perlu. 

“Cara seperti ini yang saya lihat ya berlebihan dan tidak perlu seperti itu,” kata Dicky, dikutip dari Liputan6. 

Dicky mengatakan kalo penularan HIV itu nggak semudah penularan COVID-19. Beliau juga bilang kalo dokter atau perawat cukup memakai masker, sarung tangan, celemek plastik, dan penggunaan jarum dengan tepat. 

“HIV itu menular terutama karena adanya lubang pada tubuh manusia entah karena infeksi atau luka yang akhirnya terpapar cairan tubuh penderita. Tapi tidak sesederhana itu, karena kalau pasien HIV-nya teratur minum ARV ya tentu kecil kemungkinan menularnya.” tambahnya

Baca juga: Semakin Dewasa Seseorang, Maka Semakin…

Sementara, Dokter Tirta justru kontra nih guys dengan cuitan tersebut. Beliau menilai kalo tindakan yang dilakukan rumah sakit bukan lah diskriminasi, melainkan protokol tertentu. 

“Ini bukan diskriminasi. Penyakit infeksius pada protokol tertentu sebelum tindakan operasi akan dilakukan precaution yakni dilapisi plastik. Sebaiknya kalo bingung tanya nakes di sana, bukan suudzon dan prasangka buruk” bunyi cuitan akun @tirta_cipeng. 

Dokter Tirta juga bilang kalo tindakan ranjang yang dilapisi plastik ini bukan hanya berlaku pada pasien HIV aja, tapi juga pengidap Hepatitis C dan beberapa penyakit lain yang mudah menular lewat cairan tubuh, tindakan pembersihan abses, dan masih banyak lagi. 
 

Why don't you check this?