Serba-Serbi Boikot Produk: Pengertian, Dampak, & Apakah Itu

Beberapa hari ini orang beramai-ramai ngeboikot beberapa brand besar di dunia karena konflik yang terjadi di Palestina-Israel. Jadi, mereka ini ngeboikot brand-brand yang keliatan ngedukung Israel. Yap, rata-rata dari mereka adalah pro Palestina.

Brand yang diboikot gak main-main say, semuanya brand besar yang pasti selalu lo beli produknya. Dan bukan cuma satu atau dua brand aja, tapi puluhan.

Nah, dari sini banyak orang awam yang bertanya-tanya, ngaruhnya apa kalo ngeboikot brand itu? Bukannya harusnya perangnya yang diselesaikan? Apa hubungannya brand tersebut sama konflik Palestina-Israel?

Sini-sini, coba gue jelasin pelan-pelan ya…

Pengertian boikot

Kita mulai dari pengertiannya dulu. Kalo dari KBBI, boikot artinya bersekongkol menolak kerja sama (berurusan dagang, berbicara, ikut serta, dan sebagainya).Secara lebih luas, boikot itu artinya tindakan buat enggak menggunakan, membeli, atau berurusan sama suatu organisasi dalam bentuk protes.

Gue kasih contoh buat kasus ini ya, jadi ada brand A yang mendukung Israel. Nah, orang-orang yang dukung Palestina gak mau pake brand A ini sebagai bentuk protes karena brand tersebut udah ngedukung Israel.

Aksi boikot udah ada sejak 1880 pas Perang Tanah di Irlandia. Dan praktek ini pun banyak digunakan bukan cuma saat perang aja.

Dampak boikot

Boikot yang efektif bisa berdampak ke beberapa pihak, misalnya:

Dampak ke perusahaan:

Kehilangan pendapatan: Udah pasti yang paling berdampak adalah pendapatan perusahaannya. Kalo konsumen memilih buat gak beli produk tersebut, maka perusahaan akan mengalami penurunan pendapatan.
Reputasi: Boikot bisa ngerusak reputasi perusahaan. Perusahaan ini bisa aja dituduh ngedukung konflik yang lagi terjadi dan bisa dapat pandangan negatif dari media dan masyarakat. Ujung-ujungnya, mereka akan kehilangan kepercayaan dari pembeli.
Dampak jangka panjang: Kadang, boikot ini bersifat jangka panjang. Bisa aja setelah konflik selesai, pembeli tetap gak mau pake produk mereka.

Dampak ke konflik:

Meningkatkan kesadaran: Boikot bisa ningkatin kesadaran tentang konflik yang lagi terjadi. Dalam kasus ini, orang-orang jadi lebih memusatkan perhatiannya ke isu terkait Palestina-Israel.
Adanya perubahan perilaku: Misalnya gini, boikot yang berkelanjutan bisa ubah perilaku orang. Mereka bisa aja jadi menarik dukungan ke salah satu pihak dalam konflik ini. Contohnya, ada brand A yang ngedukung Israel, karena brand ini di boikot, maka brand tersebut jadi narik dukungan mereka ke Israel.
Pendorong diplomasi: Dalam beberapa kasus, tekanan dari boikot bisa jadi faktor terjadinya negosiasi dan diplomasi. Beberapa pihak bisa aja meminta diskusi buat damai karena tekanan dari masyarakat.

Apakah berdampak langsung terhadap perang?

Perang gak langsung selesai gitu aja hanya karena banyak brand yang diboikot. Konflik yang ngelibatin senjata ini lumayan kompleks buat diselesain gitu aja, guys. Pasti ada proses diskusi dan negosiasi yang panjang.

Tapi, boikot ini adalah bentuk protes dan tekanan buat mempengaruhi pihak-pihak lain yang terlibat. Efek dari boikot bisa dipengaruhi oleh banyak faktor.

Apakah boikot penting?

Basically, boikot adalah salah satu cara buat mengungkapkan ketidaksetujuan dan ngedukung pihak-pihak tertentu. Boikot bisa dianggap penting dalam beberapa situasi, termasuk dalam konflik Palestina-Israel ini.

Masyarakat mau menunjukkan protes besar terhadap pihak yang ngedukung Israel. Beberapa orang ngeliat kalo boikot adalah cara efektif buat mencapai perubahan. Ya walaupun ada beberapa pihak juga yang ngerasa kalo boikot ini gak berdampak langsung ke perang.

Lo harus ingat, konflik kayak Palestina dan Israel ini adalah isu yang kompleks dan emosional. Boikot hanya salah satu cara yang bisa dicoba buat meredakan isu ini.

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.