Studi di AS: Persahabatan Orang Kaya dan Orang Miskin Bisa Mengurangi Angka Kemiskinan

Lifestyle 03 Agustus 2022 • 14:29

Editor: Kuy

cover
Shutterstock/Jub-Job

Any rich people available here?

Mohon maaf sebelumnya nih, kalo ada orang kaya yang baca artikel ini, bisa kali ya kita jadi bestie? Demi kehidupan yang lebih baik…

Tenor

Oke, kali ini, gue menyarankan lo semua lebih banyak cari circle pertemanan dengan orang-orang kaya. Soalnya, kata riset di AS, semakin banyak persahabatan antara orang miskin dengan orang kaya, angka kemiskinan akan semakin berkurang. 

Berfaedah sekali bukan risetnya? Share this content if you loveeee rich friends~

Riset ini dipublikasikan oleh Nature Scientific Report pada Senin, 1 Agustus 2022. Para peneliti menganalisis 72 juta orang di Facebook dari rentang usia 25 hingga 44 tahun. 

Tenor/GameboyLuke

Metodologi penelitiannya apa?

Untuk menentukan siapa saja sahabat orang itu, para peneliti mengambil 10 orang teman yang paling sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang tersebut di Facebook. Sementara untuk menentukan kondisi keuangan, para peneliti menghitungnya berdasarkan kode pos, perguruan tinggi, model ponsel, usia, dan karakteristik lainnya.

Hasilnya?

Kesimpulan risetnya adalah: Dalam 40 dekade terakhir, jika anak-anak miskin tumbuh di lingkungan di mana 70 persen teman-teman mereka adalah orang kaya, pendapatan anak-anak miskin itu akan akan jauh lebih baik di masa depan, bahkan rata-rata meningkat 20 persen.

Tenor/masoncarr2244

Gimana, menarik kan?

Eh tapi, kesimpulan ini nggak murni dari hasil penelitian di Facebook aja ya. Nature Scientific udah punya pendekatan dan penelitian terkait mobilitas sosial masyarakat AS sebelumnya. Mereka lalu menggabungkan penelitian terdahulunya dengan pendekatan sampel Facebook. 

Para peneliti menyebut istilah ini sebagai “economic connectedness”. Faktor persahabatan orang kaya ini bahkan lebih kuat ketimbang faktor kualitas sekolah, struktur keluarga, ketersediaan lapangan kerja, atau ras masyarakat. 

Tenor

Ada alasannya nggak sih kenapa bisa gitu?

Dilansir NY Times, salah satu alasan terbesarnya adalah ambisi dan motivasi. Ketika orang-orang terlahir di kehidupan yang tidak ber-privilege, mereka akan semakin termotivasi untuk mencari karier yang lebih baik. 

“Tumbuh dalam komunitas yang terhubung lintas kelas (pendapatan lebih baik) memberi mereka kesempatan yang lebih baik untuk keluar dari kemiskinan,” kata Raj Chetty, salah satu peneliti, yang juga seorang ekonom di Harvard. 

Mereka juga memberikan salah satu contoh kasus. Jimarielle Bowie lahir dari keluarga kelas menengah ke bawah. Orang tuanya bercerai, di-PHK dan kehilangan rumah di akhir tahun 2000-an. 

Tenor/lopper

Ketika dia berteman di sekolah dengan orang-orang kaya, Bowie tertarik dengan gaya hidup mereka. Bowie dapat memahami bagaimana orang-orang itu berpikir dan menjadi pengaruh yang sangat signifikan buat hidupnya. 

“Ibu saya benar-benar menanamkan kerja keras dalam diri kami, memberi motivasi ‘Kamu harus jadi lebih baik, kamu harus jadi lebih baik’,” kata Bowie. 

“Pengalaman saya bertemu orang-orang yang lebih kaya, saya masuk ke lingkaran mereka, dan saya mempelajari bagaimana cara berpikir orang-orang itu (dan kenapa bisa menjadi kaya),” katanya.

Tenor

Penelitian ini juga disorot oleh seorang sosiolog di AS, gaes. Poinnya nggak hanya sekadar memperbanyak teman “orang kaya”, tapi memperbanyak interaksi dengan orang kaya dan memperbanyak mobilitas sosial.

“Sehingga orang tua memiliki tekanan untuk mencoba memberi anak-anak mereka jiwa kompetitif ketika ada ketidaksetaraan,” kata Jessica Calarco, sosiolog di Indiana Un.

Gimana? Udah mau mulai cari circle pertemanan baru? Atau lo ada sanggahan dan perspektif lain soal riset ini?

Berita aslinya, cek di sini ya!

Why don't you check this?