Sutradara James Cameron Analisis Bareng Ahli, Buktikan Jack Titanic Memang Harus Mati

Lifestyle 20 Desember 2022 • 13:01

Editor: Inggita Widia

cover
Imago Images/Mary Evans

“You jump, I jump!”

Masih inget ikonik line di film Titanic yang itu, gak? Sejak rilis tahun 1997, dialog di film Titanic itu emang paling banyak diomongin. Tapi, ternyata nggak cuma ikonik line aja, ada ending Titanic yang nggak kalah banyak diomongin juga.

Endingnya kan Rose (Kate Winslet) naik ke atas potongan papan sambil pegang tangan Jack (Leonardo DiCaprio) yang tenggelam di laut dan akhirnya meninggal karena kedinginan. Banyak orang yang beranggapan sebenarnya Jack masih bisa hidup kalo aja Rose bisa ngasih sedikit ruang buat Jack naik ke atas papan. 

 

 

Baca juga: 5 Rekomendasi Film Drama Hollywood Terbaik Sepanjang Masa

 

Udah banyak banget orang yang memperhitungkan potensi Jack bisa selamat mulai dari jumlah bongkahan papan atau kayu yang terapung di lautan, taruh pelampung di bawah papan-papan yang mengapung buat menahan beban tubuh mereka berdua, dan sampe pengaruh kandungan garam dalam air laut. 

Sejak 25 tahun lalu, sang sutradara dari film Titanic ini, James Cameron, selalu dapat banyak banget email yang isinya mereka nggak terima sama ending film yang bikin Jack harus mati. Filmnya jadi nggak happy ending.

Setelah bertahun-tahun Cameron menolak angkat bicara tentang kematian Jack, walaupun banyak yang protes kalo pemeran utama kesayangan mereka harus mati karena alasan artistik….

 

….Tapi akhirnya Cameron bikin pergerakan setelah seperempat abad.

Sang sutradara ini berencana ngebuktiin kalo Jack nggak bisa bertahan hidup lewat film dokumenter yang akan dia buat.

 

 

James Cameron lagi promosi film terbarunya, Avatar: The Way of Water yang baru aja rilis. Di tengah-tengah promosi film, sutradara ini spill kalo dia udah melakukan studi ilmiah buat ngebungkam mulut orang-orang yang protes selama 25 tahun ini.

Lewat wawancara promosi film Avatar, Cameron bilang lewat Toronto Sun, “kita udah melakukan studi ilmiah buat menghentikan semua ini. Kami udah melakukan analisis forensik bareng ahli hipotermia dan mau kasih sesuatu yang spesial yang akan tayang di bulan Februari”
“Kita udah pake dua pemeran pengganti yang punya massa tubuh yang sama dengan Kate dan Leo. kita menempatkan sensor di seluruh tubuh mereka dan memasukkannya ke dalam air es untuk menguji apakah mereka bisa bertahan hidup. Dan hasilnya, nggak mungkin mereka berdua bisa selamat. Cuma satu yang bisa bertahan hidup.”

“Salah satu dari mereka emang harus mati. Kayak, Romeo dan Juliet. Ini adalah film tentang pengorbanan, cinta itu diukur dari pengorbanannya” gitu tegas Cameron.

“Tidak, dia harus mati. Ini seperti Romeo dan Juliet. Ini adalah film tentang cinta dan pengorbanan dan kefanaan. Cinta itu diukur dari pengorbanannya,” tegasnya.

Film ini bakal tayang ulang di Bioskop bulan 2023 di Hari Valentine. Sedangkan, film dokumenter science-nya akan tayang di National Geographic. Jadi orang-orang harus nonton dua-duanya biar Cameron nggak harus berurusan sama hal ini lagi.

Ya bayangin aja, udah 25 tahun masih aja dibahas. Gimana orang nggak gerah diprotes mulu.

 

Padahal sebelumnya, Cameron udah sempat menjelaskan alasan Jack mati

 

 

Bertahun-tahun lalu di episode Mythbusters 2013, pembawa acara Jamie Hyneman dan Adam Savage berteori kalo Jack bisa bertahan hidup dengan mengikat pelampung Rose di bawah papan buat ngebantu daya apung. Duo ini menyimpulkan bahwa "kematian Jack tidak perlu."

Tapi pada 2017, Cameron ngebantah teori tersebut.

Kata Cameron dilansir dari Entertainment Weekly “Jack berada di air bersuhu 28 derajat, di suhu itu otak udah mulai mengalami hipotermia. Kalo Jack ngelepas pelampung dan berenang ke bawah papan buat ngikat pelampung, jelas dalam 2 menit Jack bakal tenggelam. Proses mengikat dibawah air bersuhu 28 derajat aja udah makan waktu 5-10 menit. Dia nggak akan bisa balik lagi ke atas”

Cameron ngelanjutin “Pilihan terbaik Jack adalah menjaga bagian atas tubuhnya keluar dari air dan berharap ditarik keluar dengan perahu atau sesuatu sebelum dia meninggal.”

Ya tapi namanya netizen yang mendambakan film happy ending, pasti agak kesal kalo pemeran utamanya harus mati di film.

 

Baca juga: Gak Cuma Miracle in Cell No.7, Ini 5 Film Sedih yang Mengandung Bawang

Why don't you check this?