To Acne Fighter: Kata Ahli, Stigma Wajah Jerawatan Gak Profesional di Kantor Harus Diubah

Lifestyle 04 November 2022 • 07:00

Editor: Inggita Widia

cover
Shutterstock/MMD Mode My Dreams

Jadi gue punya cerita. Ini kisah nyata, dari seorang asisten perawat bernama Hayley Wester di Denver Colorado. Dia ini punya wajah yang jerawatan dan mutusin buat berangkat kerja tanpa make up. Lo tau nggak apa yang rekan-rekan kerjanya bilang?

“Lo udah coba pake vitamin C?”
“Lo rajin cuci muka nggak sih?”
“Lo pasti jarang minum air putih ya?”

Suatu hari, dia ikut meeting sama teman-teman di kantornya. Dan supervisornya nyampein “kekhawatiran” atas kondisi kulitnya ini. Kata supervisornya, make up emang bukan syarat buat kerja sebagai tenaga medis, tapi hal itu bisa bikin pasien jadi nggak nyaman. Supervisor ini bahkan nyaranin Wester buat mengontrol kondisi kulitnya dan pergi ke dokter.

Wester menganggap pembicaraan dia sama supervisornya lumayan memalukan, tapi dia akhirnya setuju buat pake make up setiap kerja. But, dia akhirnya resign seminggu kemudian.

Wester bilang, di kutip dari Huffpost, “I couldn’t imagine continuing to work for a company that would pull me into their office about a skin condition that is very clearly out of my control,” 

Penilaian rekan kerja tentang jerawat ini yang nyebabin isolasi sosial dan masalah kesehatan mental buat karyawan.

 

 

Penelitian tentang Jerawat dan Karier

Penelitian menunjukkan kalo orang secara naluriah menganggap orang dengan jerawat kurang berhasil dalam karier mereka. Ada satu studi di Dermatology and Therapy, mereka ngasih 2 foto ke responden yang memperlihatkan wajah berjerawat dan wajah yang bersih. 2 foto ini adalah 1 orang yang sama. Hasilnya, mereka beranggapan kalo foto yang berjerawat punya kemungkinan kecil buat sukses, percaya diri, sehat, dan bahagia. Mereka cenderung pemalu.

Sedangkan foto yang tidak memiliki bekas luka sama sekali dianggap lebih memiliki masa depan yang menjanjikan.

Shannon Garcia, seorang psikoterapis di States of Wellness Counseling di Illinois dan Wisconsin, udah ngeliat gimana jerawat bisa nyebabin orang jadi lebih terisolasi secara sosial dan kurang percaya diri di tempat kerja.

“Kalo soal pekerjaan, mereka khawatir nggak tampil 'dewasa' karena jerawat lebih dikenal sebagai masalah remaja. Hal ini mempengaruhi kepercayaan diri mereka, apa lagi ketika mereka harus datang ke wawancara, meeting, dan pas ketemu klien” Gitu kata Garcia.

Menurut Garcia, orang-orang yang punya wajah berjerawat lebih cemas pas disuruh dateng ke acara profesional dan lebih milih buat diam aja di rumah.

 

 

Dalam survei tahun 2014, lebih dari 200 pekerja perempuan berumur antara 25 - 45 tahun, hampir setengahnya ngelaporin kalo mereka susah berkonsentrasi di tempat kerja karena jerawat mereka. Ada 12,3% orang yang bilang kalo mereka nggak masuk kerja atau sekolah dalam sebulan terakhir karena jerawat,

Toni, seorang ahli kesehatan mental di San Francisco Bay bilang, “Ada stigma kalo orang yang jerawatan berarti orang ini najis, malas, nggak peduli sama kulitnya, dll. Pahadal hal ini nggak benar sama sekali. Persepsi tersebut jelas ngasih dampak negatif ke cara orang dipersepsikan di tempat kerja.”

Toni sendiri udah pernah ngalami stigma ini. Katanya, “Saya merasa dihakimi oleh orang lain di tempat kerja karena jerawat saya,” 

Nggak cuma Wester dan Toni, tapi banyak orang yang merasa dianggap negatif karena punya wajah yang berjerawat. Walaupun, Wester sendiri percaya kalo stigma jerawat di tempat kerja akan hilang seiring semakin banyaknya anak muda yang memasuki dunia kerja.

Wajah yang berjerawat nggak ada kaitannya sama sekali dengan performa pekerjaan. Menurut mereka, orang harusnya bisa menerima orang lain apa adanya termasuk kondisi kulit. 

“Saya melihat banyak generasi muda datang dan penolakan mereka untuk memakai riasan, penolakan untuk menutupi tato, 'tidak, inilah saya. Anda akan mempekerjakan saya, atau tidak [sikap], ”katanya. “Itu adalah sikap yang bagus untuk dimiliki terhadap tempat kerja karena tidak ada yang benar-benar akan berubah kecuali orang mulai menerima orang lain apa adanya, dan saya merasa itu benar-benar termasuk kondisi kulit.”

Ini juga dapat membantu untuk mengenali bahwa Anda bukan satu-satunya orang yang berurusan dengan masalah citra tubuh di tempat kerja. Iya, emang, kalo lo orang yang kerjaannya suka ketemu sama banyak orang, lo harus tampil good looking sebagai representasi dari perusahaan. Tapi, kulit yang berjerawat bukan hal bisa bikin lo nggak keliatan profesional, kan?

 

Artikel ini dipublikasikan secara original di Huffpost

Why don't you check this?