Warga Korsel Makin Banyak yang Nggak Mau Nikah dan Pilih Childfree

Lifestyle 28 November 2022 • 09:12

Editor: Kuy

cover
Tú Anh/Pixabay

Tau nggak sih, Korea Selatan ternyata saat ini lagi dihantui resesi seks. Itu loh, menurunnya mood pasangan untuk melakukan hubungan seksual, menikah, hingga memiliki anak. 

Waduh...

Masalah di Korsel saat ini adalah: yang single ogah nikah, yang udah nikah ogah punya anak alias childfree. Sekalipun ada yang punya anak, 40 persen pasutri di Korsel cuma berkeluarga dangan proporsi cukup satu anak.

Kebanyakan anak-anak muda Korsel menganggap pernikahan bukanlah sebuah kewajiban. Warga Korsel, khususnya perempuan, kini lebih banyak yang memprioritaskan kebahagiaan individu dan sengaja mengesampingkan pernikahan.

Baca juga: 5 Negara di Dunia Mengalami Resesi Seks, Gimana Nasib Indonesia?

Tenor

Yang gue baca di CNBC sih, Korea Selatan mencatat tingkat kesuburan 0,81 persen per 2021. Idealnya, tingkat kesuburan negara buat menjaga populasi tuh minimal 2,1 persen. 

Meskipun belum ada angka detailnya, tapi Badan Statistik Korsel mencatat cuma ada 193 ribu pernikahan di Korsel tahun lalu, turun dari puncaknya sebesar 430 ribu pada 1996. 

Dan, ada 260 ribu bayi di Korsel yang lahir per 2021, dari puncaknya mencapai 1 juta di tahun 1971. Sedangkan tahun ini, jumlah bayi yang lahir dari Januari hingga September sebanyak 192.223, diperkirakan turun dari tahun lalu. 

Tenor

Alasannya kira-kira kenapa ya pada nggak mau nikah?

Dari beberapa survei, kebanyakan orang-orang di Korsel takut akan beberapa hal, misalnya pasar kerja makin suram, biaya punya anak terlalu besar, harga rumah makin mahal, hingga ketidaksetaraan sender dan sosial.

Soal ketidaksetaraan gender, sejumlah perempuan mengeluh kalo mereka udah nikah dan punya anak, mereka seperti didiskriminasi di tempat kerja. Dikutip dari Tirto, perbedaan gaji antara perempuan dan laki-laki di Korsel cukup tinggi, dengan persentase 35 persen berdasarkan Glass Ceiling Index oleh The Economist. 

Selain itu, perempuan juga "dipaksa" society untuk mengasuh anak tanpa ada peran laki-laki. Budaya patriarki dan konservatif di Korsel masih cukup kental. 

Baca juga: Tradisi Belanja Suami di India, Ada Pasar Khusus Jual Pria

Tenor

"Mereka percaya anak-anak mereka tidak dapat memiliki kehidupan yang lebih baik daripada mereka, jadi mempertanyakan mengapa mereka harus bersusah payah untuk memiliki bayi," ujar  Lee So-Young, pakar kebijakan kependudukan di Institut Korea untuk Urusan Kesehatan dan Sosial di Korea Selatan.

Salah satu pasangan suami istri yang diwawancara AP News bilang keduanya saling mencintai. Mereka memang ingin punya anak, tapi mereka sadar ada banyak yang harus dikorbankan jika punya anak dan membesarkannya. 

"Ini menjadi masalah pilihan antara dua hal, dan kami sepakat untuk lebih fokus pada diri kami sendiri," tuturnya.

Tenor

Dikutip dari Detik, salah satu pekerja yang baru aja nikah juga nggak mau punya anak. Dia merasa punya anak nggak bisa sesederhana itu, karena bebannya terlalu besar. 

"Kami menginginkan kehidupan yang menyenangkan bersama, dan sementara orang mengatakan memiliki anak dapat memberi kami kebahagiaan, itu juga berarti banyak waktu yang mungkin membuat kami merasa ingin menyerah," tuturnya dilansir Detik yang mengutip The Guardian. 

Menurut lo gimana? 

Why don't you check this?