Ramai di TikTok, Ada Apa dengan Steakhouse Dimsthemeatguy?

People 22 November 2022 • 14:30

Editor: Kuy

cover
Twitter/dimsthemeatguy

Baru-baru ini ada salah satu netizen yang speak up di media sosial. Dia mengaku kecewa sama sajian Meat Guy Steakhouse, restoran steak milik TikToker Indonesia yang lagi happening, @dimsthemeatguy. 

Itu loh, TikToker yang sering bikin konten masak dan eksperimen daging. Nama aslinya adalah Dimas Ramadhan Pangestu. 

Nah, netizen TikTok ini merogoh kocek hingga Rp2,8 juta di restoran itu. Tapi, dia mengaku rasa daging yang disajikan di Meat Guy Steakhouse nggak sesuai sama ekspektasinya. 

Baca juga: 6 Fitur TikTok Terbaru 2022, Salah Satunya Stop Scrolling Kelamaan

Instagram/@dimsthemeatguy

Jadi awalnya, netizen berinisial A ini reservasi tanggal 14 November lalu. Dari cara penyajian, si pelanggan nggak ada masalah sama sekali. Dia appreciate dengan pelayanan staf yang sigap memotongkan steak dan menaburkan garam di depan meja pelanggan. 

Tapi soal rasa, dia menilai dagingnya alot dan rasa pastanya overhyped. Secara keseluruhan, dia memberikan penilaian 4 /5. 

Setelah si pelanggan speak up dan upload review di sosmed, sejumlah netizen juga membagikan pengalamannya saat mencicipi daging resto Meat Guy Steakhouse. Beberapa ada yang kasih masukan kalo Dimas sebaiknya lebih sering melakukan quality control ke restonya. 

Instagram/@dimsthemeatguy

Respons Dims The Meat Guy

Setelah ramai di TikTok, Dimas akhirnya buka suara guys. Dimas pun berterima kasih sama semua orang yang udah kasih masukan dan review jujur. 

"Hi kak, terima kasih banyak untuk masukannya. Kami terus belajar untuk melayani tamu-tamu kita lebih baik," tulis Dimas The Meat Guy dilansir Detik.com. 

Dimas juga memberikan klarifikasinya di TikTok. Dimas mengakui, dirinya memang bukan food expert. Dia sangat mencintai daging dan hobi masak steak, makanya dia berniat mendirikan restoran steak. Dimas ingin membuktikan bahwa restoran steak milik lokal bisa bersaing dengan restoran steak internasional. 

Dimas juga menilai kondisi daging sangat berhubungan dengan makhluk hidup atau livestock. Jadi, ada beberapa faktor di luar kuasa manusia kayak urat atau connective tissue di dalam daging yang nggak bisa dikendalikan. 

Instagram/@dimsthemeatguy

Pada prinsipnya, Dimas terbuka dengan semua kritikan. Tapi, kata Dimas, ada baiknya masukan tersebut bisa langsung ditujukan ke resto aja sebelum di-update ke sosmed. Supaya pihak resto bisa langsung memperbaiki diri. Yang jelas, kata Dimas, dia berusaha selalu menjaga SOP restoran dan metode kurasi hingga penyajian steak. 

Biar nggak setengah-setengah, gue kutip aja ya penjelasannya langsung dari Dimas!

Baca juga: A Day in My Life, Kisah Mahasiswi Indonesia di AS Nganterin Baju Batik Buat Elon Musk

Halo! Perkenalkan gue Dimas atau biasa dikenal dengan Dimsthemeatguy. Gue adalah seorang meat enthusiast yang suka masak steak sendiri di rumah. Gue bukan chef dan gue juga bukan food expert, gue, tapi for the love of beef, hobby dan passion, gue mendalami dunia daging dengan hampir masak steak setiap hari selama 3 tahun ini, cobain berbagai macam jenis daging dan juga suka sharing my experience tentang dunia daging di sosmed. 

Dengan bekal keyakinan + nabung akhirnya gue memberanikan diri untuk buka steakhouse gue sendiri, dan bisa ketemu para meat enthusiast lainnya untuk bisa nyobain steak gue. 

Visi misi gue buat meatguy adalah gue pengin sebagai anak bangsa yang punya semangat untuk membangun steakhouse lokal dengan harapan dikenal sampai kancah internasional. Berdasarkan semangat ini gue terus berusaha untuk mencapai standar internasional di steakhouse gue. 

Saat ini, sedang ada beberapa pembahasan tentang steakhouse gue di social media. Namun, sayangnya, feedback tersebut disampaikan di luar outlet meatguy, sehingga sulit untuk gue mengidentifikasi dan memperbaiki feedback tersebut secara langsung. 

Gue kaget dan nggak mau diem aja, dan pengin segera memperbaiki masukan ini. Dari awal untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, gue sudah membuat SOP mulai dari metode kurasi daging, proses masak sampai penyajian ke table kalian. 

Dan karena produk steak berhubungan dengan makhluk hidup (livestock), jadi ada beberapa faktor di luar kuasa manusia, seperti urat atau connective tissue yang terletak di dalam daging yang tidak dapat dikendalikan. Maka tindakan preventif meatguy adalah dengan melaksanakan SOP double visit ke setiap meja. 

Dalam menjalankan meatguy, gue memiliki prinsip bahwa gue sangat terbuka untuk menerima masukan. Setiap feedback yang gue dan tim terima secara langsung di outlet akan selalu gue dan tim usahakan yang terbaik untuk ditindaklanjuti secara profesional pada saat itu juga. 

Nah, tapi ternyata ada beberapa feedback negatif dari berbagai sosial media ataupun google review yang datang dari beberapa teman-teman yang sebenarnya belum pernah coba datang ke meatguy. 

Style Meatguy Steakhouse itu New York Steakhouse dengan konsep "steak for share". Di mana setiap potongan dagingnya memiliki standar ketebalan minimal 3 cm. Ketebalan steak tersebutlah yang membuat steak itu lebih huicy, flavorful dan pastinya bisa lebih dari crust dan doneness yang sempurna. 

Jenis daging dan ketebalan cut-nya mempengaruhi harga. Btw, penting diketahui juga bahwa supply daging dengan grade berkualitas sangat terbatas masuk ke Indonesia dengan demand yang tinggi. 

Gue berterima kasih dan menerima segala kritik membangun yang kalian berikan. Mari kita sama-sama bijak bersosial media sehingga tidak akan merugikan pihak lain. 

Why don't you check this?