Setelah polisi menggunakan tilang elektronik, kini Dishub DKI juga berencana pakai teknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan untuk mengurai kemacetan Ibu Kota Jakarta nih guys. Kabarnya, Dishub DKI akan kerja sama bareng Google dalam proyek Green Light.
Proyek Green Light buatan Google dan Dishub DKI ini berupa machine learning dan cloud. Rencananya, teknologi AI ini akan beroperasi resmi pada 2023 mendatang dan akan ditempatkan di beberapa titik persimpangan lalu lintas yang sering kali mengalami kemacetan.
tenor
Fyi guys, proyek Green Light ini dibuat nggak hanya untuk mengurangi kemacetan aja, tetapi juga membantu mengurangi polusi udara. Nah ewat proyek ini, DKI Jakarta menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi AI untuk membantu menganalisis kondisi kemacetan.
Terus, gimana cara kerja alatnya?
Jadi, teknologi AI ini akan membantu mengoptimalkan waktu lampu lalu lintas untuk mengurangi lalu lintas yang tersendat. Masih kurang paham? Oke, gue jelasin yagesya..
Misalnya, lampu merah di persimpangan A biasanya berlangsung selama 20 detik, dengan adanya teknologi AI ini bisa dipercepat jadi 10 detik karena kondisi yang macet parah. Intinya, teknologi ini bisa bikin lampu lalu lintas jadi lebih fleksibel mengikuti kondisi jalanan.
tenor
Meskipun teknologi AI ini nggak bisa bikin jalanan Jakarta jadi lengang sepenuhnya kayak pas musim lebaran, tapi setidaknya bisa membantu Dishub DKI menganalisis titik-titik sumber kemacetan di Jakarta.
"Kami tidak berharap kemacetannya akan langsung selesai. Tidak sampai sejauh itu, dari data analisis itu kami ingin mengetahui dan mengurai sumber kemacetan itu dari mana," kata Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dishub Provinsi DKI Jakarta, Emanuel Kristanto.
Pihak Google berharap teknologi AI ini nggak hanya membantu mengurangi kemacetan Jakarta yang mendarah daging, tapi juga bisa meningkatkan kualitas udara dan membuat aktivitas berkendara jadi lebih nyaman.
“Dengan menggunakan teknologi AI kami, diharapkan inisiatif ini akan meningkatkan efisiensi bahan bakar, mengurangi emisi, meningkatkan kualitas udara, dan membuat aktivitas berkendara jadi lebih aman dan menyenangkan di Jakarta,” kata Yossi Matias, VP of Engineering and Research Google
Pernah diterapkan di beberapa negara
Walaupun Jakarta jadi kota pertama di Asia Tenggara yang memanfaatkan teknologi AI untuk mengurangi kemacetan, tapi proyek ini udah pernah diterapkan sebelumnya di beberapa negara lain.
Salah satu kota yang berhasil menerapkan proyek ini adalah Kota Bangalore di India. Proyek ini bisa membantu efisiensi mobilitas hingga 20 persen dari kondisi kemacetan normal.
Semoga hasil kerja sama Dishub DKI dengan Google ini benar-benar bisa membantu kemacetan Ibu Kota ya~