RIP: Kronologi 127 Orang Meninggal di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Usai Laga Arema vs Persebaya

Sports & Esports 02 Oktober 2022 • 07:28

Editor: Kuy

cover
Pixabay/Ann

Rest in Peace untuk para korban penonton pertandingan Persebaya vs Arema. Hingga saat ini, sudah ada 127 orang meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjeng, Malang, Sabtu (1/10). 

Dilansir Okezone, kerusuhan terjadi setelah wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan yang dimenangkan oleh Persebaya. 

Bagaimana kronologinya?

Dilansir CNN Indonesia, laga Arema vs Persebaya dimulai pukul 20:00. Arema sebagai tuan rumah harus menerima kekalahan dari Persebaya dengan skor 2 - 3. 

Pixabay/Michal Jarmoluk

Setelah pertandingan berakhir, banyak suporter langsung turun ke lapangan. Petugas keamanan lalu mencegahnya . Polisi juga berusaha mengamankan pemain, menangkap suporter yang mereka anggap memprovokasi. 

"Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain untuk menanyakan kenapa sampai kalah, atau melampiaskan. Karena itu, pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan, dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan," ucap Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta saat berada di Mapolres Malang, pada Minggu dini hari (2/10/2022), dilansir Okezone.

Polisi mengeklaim telah melakukan pendekatan secara persuasif. Tapi, klaim polisi, amarah suporter semakin tak terkendali. Hingga akhirnya, gas air mata ditembakkan ke lapangan dan ke arah suporter. Ribuan suporter mencoba untuk menghindari gas air mata tersebut. 

Instagram/PSSI

Dari sana, ribuan suporter yang masih berada di tribun panik dan mencari pintu keluar. Suporter berebutan ke arah pintu 10 dan 12, juga 13 sehingga terjadi penumpukan dan banyak yang terinjak. Banyak dari penonton yang juga mengalami sesak napas akibat asap gas air mata.

Akibat kejadian ini, delapan kendaraan polisi rusak dan terbakar. 

Peristiwa Pertandingan Mengerikan Kedua Sepanjang Sejarah

Dilansir Priceeconomics, Jumlah korban kerusuhan di Kanjuruhan ini menggeser tragedi pertandingan di Accra Sports Stadium, Ghana, pada 5 September 2001 dengan korban 126 orang. Sehingga, tragedi Kanjuruhan Malang berada di posisi dua insiden pertandingan paling mengerikan sepanjang sejarah di dunia. Korban terbanyak terjadi di Estadio Nacional, Peru, tahun 1964 berjumlah 328 orang.

Priceeconomic

Penggunaan Gas Air Mata Melanggar Aturan FIFA

Dilansir CNN Indonesia, dalam regulasi Keselamatan dan Keamanan Stadion, federasi badan sepak bola internasional FIFA sudah mengharamkan penggunaan gas air mata atau gas pengendali massa. Larangan itu tertuang pada Bab III tentang Stewards, pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan.

"Dilarang membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali massa," tulis regulasi FIFA.

Namun, apa yang ada di Kanjuruhan tadi malam berbeda dengan regulasi yang ditetapkan dunia. Polisi mengeklaim gas air mata terpaksa ditembakkan untuk menghalau suporter melakukan tindakan anarkistis dan membahayakan keselamatan.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi ke luar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen," kata polisi seperti dikutip kantor berita Antara.

Turut berduka cita untuk para korban, semoga mereka yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

 

Why don't you check this?