Seberapa sering lo makan di restoran Korea? Apalagi kalo restorannya itu bawa embel-embel “autentik”. Ada beberapa “red flag” yang bisa jadi tanda kalo restoran Korea yang lo datangi itu gak berkualitas baik, atau gak autentik lagi.
Red flag di restoran Korea ini bukan gue yang ngarang ya, ini kata Samuel Kim, seorang chef profesional yang punya restoran Korea BBQ di tujuh lokasi di California dan Washington.
Chef Kim ini berbagi cerita lewat Business Insider, beliau adalah orang yang tumbuh dengan makanan Korea asli. Dia berbagi tips buat bantu para newbie dan pecinta barbecue Korea buat nemuin pengalaman yang asli alias paling autentik.
Baca juga: Gak Perlu Jauh-jauh ke Seoul, Ini 3 Restoran Korea di Seminyak
1. All–you-can-eat bukan makanan terbaik
Source: TripAdvisor
Kalo mau nyobain keaslian dari makanan Korea, jangan makan di restoran all you can eat. Kenapa? Chef Kim ngomong gini, “Kecuali kalo di salah satu restoran mewah, all-you-can-eat biasanya gal nunjukin kualitas atau rasa karena makanan tersebut diproduksi secara massal. Itu, buat saya secara pribadi, adalah tanda bahaya.”
Orang yang makan di restoran all-you-can-eat biasanya cuma cari best deal atau harga yang murah tapi bisa bikin perut kenyang, Chef Kim sendiri jarang banget makan all-you-can-eat. Tapi kalo lo mau barbecue Korea yang bener-bener asli dan berasa, jangan makan all-you-can-eat.
2. Restoran barbecue tapi daging gak dimasak di depan lo
Source: The Foreign Fork
"Kalo lo pergi ke restoran barbecue Korea dan mereka ga masak daging di depan lo, itu tanda bahaya besar," kata Chef Kim. Pertama, dia ragu kualitas dagingnya karena mereka gak bawa daging mentah dan nunjukin ke depan lo. Kedua, itu ngelanggar adat dari barbecue Korea.
Kim bilang barbecue Korea secara tradisional itu "perayaan bagi seluruh komunitas."
"Semua orang bakal makan di sekitar api terbuka di mana mereka bakal grill dagingnya," tambahnya. "Di masyarakat modern, kita gak punya banyak kesempatan di mana kita makan di depan grill, tapi dengan barbecue Korea, kita bisa lakuin di restoran dan bagi pengalaman sama orang yang lo makan bareng. Itu adat tentang gimana barbecue Korea jadi penting buat kita."
That’s why, cari restoran Korean barbecue yang ada pemanggang di setiap mejanya. Chef Kim bilang kebanyakan koki barbecue Korea gak bakal masak daging dari awal sampai akhir, mereka biarin pelanggan bakar daging sendiri karena itu adalah bagian dari "adat tradisional."
Baca juga: 5 Restoran Korea Terbaik di Jakarta yang Worth It Buat Dicoba
3. Restoran tapi rasanya kayak club atau bar? Red flag!
Source: Eater Vegas
"Ada beberapa restoran di mana lo masuk, dan itu ga terasa kayak restoran barbecue," kata Chef Kim. "Lampu sorot berkedip-kedip dan semacamnya, jelas model itu sukses, dan masing-masing punya preferensi masing-masing. Tapi, buat gue, itu akan jadi tanda bahaya."
Chef Kim bilang berbagi makanan dan ngobrol adalah bagian penting dari pengalaman. Restoran barbecue adalah tempat di mana lo bisa ngeliat orang-orang makan bareng sambil ngobrol ringan. Kalo gelap, lo gak akan benar-benar menikmati barbecue-an itu.
"Ini tentang makan daging dari grill sambil ngobrol, pesen bir dan Soju," tambahnya. "Kayak barbecue di halaman belakang rumah lo sama teman-teman lo, tapi lo lakuin di restoran."
So, kalo lo masuk ke restoran barbecue yang punya suasana remang-remang, lampu kedap-kedip, dan musik yang terlalu keras, keluar aja.
Jadi, lo udah tau kan harus dateng ke restoran barbecue kayak gimana kalo mau dapet pengalaman yang autentik dan memuaskan? Inget, restoran itu bukan cuma sekedar menunya, tapi juga gimana restoran tersebut bawa budaya yang kental.
Source: Business Insider
Baca juga: Mengenal Pojangmacha: Warung Tendaan ala Korea yang Viral di Jakarta Selatan
Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.
