Cie, si paling ahli pura-pura bahagia. Kenyangkan lo keliatan bahagia mulu padahal dalam hati menjerit perih? Coba jujur, lo ngerasa lebih bahagia gak pas lagi pura-pura tersenyum bahagia?
Pertanyan ini juga udah ditanyain sama Charles Darwin lewat bukunya berjudul "The Expression of the Emotions in Man and Animals" yang terbit tahun 1872.
Kata Darwin, “The free expression by outward signs of an emotion intensifies it… Even the simulation of an emotion tends to arouse it in our minds”
Bahkan, banyak banget budaya-budaya populer yang nyuruh lo tersenyum walaupun hati sakit. Lo bakal sadar kalo hidup lebih bahagia kalo lo tersenyum.
Baca juga: Sad News, Riset Sebut Cula Badak Semakin Mengecil karena Sering Diburu Manusia
Tapi, apa budaya populer ini muncul karena penelitian ilmiah? Ada studi tahun 1988 yang berujudul “Inhibiting and facilitating conditions of the human smile: A nonobtrusive test of the facial feedback hypothesis”. Studi ini minta orang buat gigit pulpen di gigi mereka buat mensimulasikan senyuman.
Studi ini menemukan bahwa tersenyum tanpa disadari ngebuat orang ngerasa lebih terhibur. Para peneliti udah melakukan penelitian lain dengan berbagai metode selama bertahun-tahun buat meneliti gimana dan apa yang tertulis di wajah kita bisa memengaruhi perasaan. Sebuah tinjauan tahun 2019 terhadap 138 studi menemukan bahwa, memang, tersenyum memengaruhi emosi orang, tetapi efeknya kecil.
Source: Pinterest
Sekarang, para peneliti telah merekrut ribuan orang dari seluruh dunia buat menguji efek senyuman ini.
Dalam studi yang dipublikasikan di Nature Human Behavior, sekitar 3.800 sukarelawan dari 19 negara diminta tersenyum atau mempertahankan ekspresi netral pake beberapa petunjuk berbeda dan kemudian menilai kebahagiaan mereka.
Di tugas pertama, para sukarelawan harus meletakkan pulpen di gigi mereka atau memegangnya dengan bibir mereka. Iya, ini mirip kayak studi dari tahun 1988 lalu tapi dengan beberapa penyesuaian.
Dalam tugas kedua, para sukarelawan disuruh niruin foto aktor yang tersenyum atau mempertahankan ekspresi kosong.
Nah, tugas ketiga, peneliti minta peserta buat nunjukin ekspresi bahagia dengan menggerakkan sudut bibir ke arah telinga dan mengangkat pipi atau mempertahankan postur wajah kosong.
Kalo udah tiga tugas selesai, peserta disuruh ngerjain masalah matematika sederhana, kuesioner kebahagiaan dan kecemasan, dan survei kemarahan, kelelahan, dan kebingungan.
Lo tau gak, perasaan bahagia mereka sedikit meningkat dalam setiap intervensi senyum, tapi efeknya lebih besar daripada sekedar naruh pulpen di mulut.
Source: Giphy
"Konsisten dengan meta-analisis sebelumnya, hasil ini menunjukkan bahwa umpan balik wajah tidak hanya dapat memperkuat perasaan bahagia yang sedang berlangsung tetapi juga memulai perasaan bahagia dalam konteks yang netral," tulis para peneliti.
Buat ngontrol efek ini, para peneliti ngebandingin tugas ekspresi saraf dengan tugas umpan aktif. Ini menunjukkan bahwa tersenyum lebih berdampak pada kebahagiaan daripada aktivitas sederhana lainnya yang melibatkan gerakan otot.
Hasil penelitian menunjukkan kalo efek kebahagiaan muncul baik pada ada maupun tidak adanya rangsangan emosional.
Para peneliti nulis, pura-pura senyum bisa mempengaruhi suasana hati karena orang menyimpulkan bahwa mereka bahagia karena mereka tersenyum, atau karena tersenyum secara otomatis mengaktifkan proses biologis yang terkait dengan emosi.
“Ada kemungkinan bahwa efek umpan balik wajah yang relatif kecil dapat terakumulasi menjadi perubahan yang berarti dalam kesejahteraan dari waktu ke waktu” tulis para peneliti.
Jadi bisalah lo tiap pagi senyum-senyum depan kaca biar mood naik, 5 detik aja, nggak usah lama-lama. Tuh ayo ges, tersenyumlah biar dunia terasa lebih indah.
Makalah ini diterbitkan di Nature Human Behavior.
Baca juga: Mau Tinggal di Mars? Kira-kira Kayak Gini Bentuk Rumah yang Bakal Lo Tempatin