Dear Gen Z, lo pernah ngerasa insecure nggak sih pas liat insta story temen? Isi postingannya nggak jauh-jauh dari flexing alias pamer sukses dan kekayaan, sementara hidup [dan kantong] kita masih gini-gini aja.
Tenor/MusiqueMunkiiedude
Yap, lo nggak sendirian kok. Gue baru aja baca artikel dari CNBC soal topik ini.
Survei terbaru dari Bankrate bilang, hampir setengah dari pengguna media sosial era Gen Z (usia 18 hingga 25 tahun) mengaku insecure tentang keuangan mereka. Hal ini setelah mereka ngeliat postingan orang lain.
Ya gimana nggak, Bankrate bilang, 46% Gen Z mengaku mem-posting sesuatu untuk membuat diri mereka keliatan sukses di mata followers. Bahkan mungkin aja angka persentasenya lebih tinggi daripada 46%.
Tenor/Kfed2524
Dan tau nggak, ternyata survei itu ada hubungannya sama influencer loh! Kok bisa ya?
Jadi gini loh teorinya. Mungkin gampang ya buat ngeliat kehidupan temen kita yang bedaaaaa banget lifestyle-nya di medsos dan in real life. Di medsos, temen kita ini pokoknya pengin keliatan keren, si paling modis, si paling-paling…
Tapi, ketika menyangkut influencer, orang akan susah menebak gimana kehidupan asli si influencer. Terlebih lagi, banyak influencer yang memberikan nasihat keuangan.
Oh iya, influencer di sini bisa siapapun ya, tokoh atau figur yang punya power dan privillege buat mempengaruhi para pengikutnya.
Tenor/1000vecesChingon
“Banyak anak-anak muda yang mendengarkan nasihat keuangan dari mereka yang tidak kompeten ,” kata penasihat keuangan Creighton University, Brad Klontz.
Menurut Survei Vericast, Gen Z lebih suka ngikutin nasihat keuangan dari TikTok (34%) dan YouTube (33%) dari sumber nggak kompeten, ketimbang dengerin penasihat keuangan beneran atau motivator.
Tenor/davidworren
Pertanyaannya, kenapa sih banyak yang percaya influencer?
Lo harus tau bahwa kehidupan di dunia maya bukanlah hal yang nyata. Kata Foster, kehidupan orang-orang yang terpampang di sosmed adalah kehidupan versi terbaik mereka dan udah mereka seleksi.
"Hal ini bisa mengakibatkan kita membandingkan diri kita dengan penggambaran kehidupan orang lain yang tidak realistis,” kata Foster.
Tenor/Bustle
Ketika seseorang yang lo kagumi–katakanlah influencer ngomong dan ngeyakinin lo di depan kamera lalu lo percaya omongan mereka, itu namanya interaksi parasosial.
“Jika saya menatap mata kalian dan mendengar kalian berbicara, dan kalian menatap mata saya, itu menciptakan hubungan yang intim dan rasa percaya yang mendalam,” ujar Foster lagi.
Tenor/tonibiberstine
Terus tipsnya gimana nih…
Kata para ahli, ketika ada orang yang pamer hidup sukses bla..bla..bla.. lo harus bisa berpikir kritis. Seseorang yang menggambarkan diri mereka sebagai orang sukses atau “si paling paham keuangan” mungkin aja nggak ngasih keseluruhan cerita hidupnya.
"Kalian mungkin pernah melihat semua orang berlibur musim panas, tetapi kalian tidak tahu bisa aja dia punya banyak utang untuk melakukannya. Menyadari bahwa kita tidak tahu cerita lengkapnya sangat penting,” ujar Foster lagi (mohon maaf, julit juga yah Mas Foster wkwkkwkw)
Tenor/hnorhton
Dan, saat lo ngeliat nasihat keuangan menarik di media sosial, tanyakan pada diri lo dulu, apakah strategi ini cocok dengan rencana keuangan lo? Kalo seseorang minta kita buat main saham atau crypto demi keuntungan cepat, apakah sesuai dengan rencana lo yang mau investasi jangka panjang?
“Cari tau dulu orang yang memberi nasihat ini. Apa latar belakang mereka? Apa kredensial mereka?” kata Foster lagi.
Kesimpulannya, kehidupan tidak selalu indah, bestie. Berbijaklah media sosial dan mengatur keuangan.
“Orang-orang yang memamerkan kekayaan mewah biasanya mencoba memanipulasi kalian,” tutup Foster.
OKE. SIAP KAK.