Gue saranin kalo mau baca artikel ini mending lo nonton filmnya dulu ya, buat menghindari spoiler dan biar lo nyambung sama apa yang gue omongin, oke?
Fyi, Insidious: The Red Door ini adalah film ke-5 dari franchise film Insidious. Dari awal tayang Insidious: Chapter 1 di tahun 2010, Insidious selalu menceritakan tentang Elise dan keluarga Lambert. Ya walaupun di Insidious ke-3 dan ke-4, keluarga Lambert agak AFK dulu.
Insidious: The Red Door ngambil latar waktu 10 tahun setelah kejadian di Insidious: Chapter 2 di tahun 2013. So, kita akan dikasih banyak momen-moment flashback dari tahun 2013.
Btw, Patrick Wilson bukan cuma berperan sebagai karakter Josh Lambert di film ini, tapi dia juga berperan sebagai director Insidious: The Red Door, yang mana film ini adalah film pertama dia sebagai director.
Penasaran gak gimana jadinya film debut Wilson sebagai director? Coba kita review filmnya, kuy.
Baca juga: 5 Rekomendasi Hotel Murah di Jakarta, Bisa Netflix dan Gak Ngabisin Gaji
Sinopsis
Film ini dimulai dengan latar waktu 10 tahun setelah kejadian di Insidious: Chapter 2. Jelas dong, semua kehidupan keluarga Lambert udah berubah. Josh (Patrick Wilson) dan Dalton (Ty Simpkins) udah ditutup mata batinnya dan dibuat tidak ingat tentang masa lalunya. Dalton juga udah mulai masuk kuliah di tahun pertama. Josh dan istrinya, Renai (Rose byrne) udah bercerai. Dan, ibu Josh, Lorraine (Barbara Hershey) udah meninggal.
Sayangnya, hubungan Josh dan Dalton ini agak renggang. Makanya Josh berusaha buat bonding lagi sama Dalton walaupun keduanya sering berantem dan bikin suasana jadi canggung.
Karena sekarang tahun pertama Dalton masuk kuliah, dan dia harus tinggal di asrama, hubungan bapak dan anak ini dari yang renggang jadi makin renggang.
Ada satu momen dimana Dalton ikut kelas filosofi seni, dia diminta buat menyelam ke dalam memori biar bisa bikin gambar dengan makna yang dalam sama Profesor Armagan. Tapi, ternyata Dalton malah ngebuka akses pintu yang udah ditutup sejak lama.
Dalton mengalami gangguan dengan ingatan masa lalunya, karena awalnya dia enggak bisa ingat kejadian di 10 tahun lalu. Disaat yang bersamaan, Josh juga mengalami gangguan dari makhluk halus yang selalu menyerangnya. Keduanya, baik Josh dan Dalton ternyata harus berhadapan lagi sama makhluk jahat yang udah jadi musuh mereka sejak dulu.
Jumpscare masih jadi ciri khas di Insidious
Bukan Insidious namanya kalo enggak ada jumpscare. Jumpscare udah jadi ikonik dari semua film Insidious. Bukan dari segi suara, tapi dari angle-nya juga bikin kita ngeri. Director Wilson sering banget nyediain space kosong di belakang objek atau karakter. Hal ini bikin kita trust issue, “gak mungkin kalo gak ada apa-apa nih di belakang,”
Gitu lah kira-kira pikiran kita selama nonton.
Kalo lo pecinta jumpscare kayak yang ada di film-film Insidious sebelumnya, mungkin lo gak akan kecewa sama Insidious yang kali ini.
Baca juga: All You Need to Know Film Insidious: The Red Door
Sisi emosional yang lebih terasa dan dengan sentuhan komedi
Disini posisinya Josh dan Renai sudah bercerai, dan ketiga anak-anak mereka ikut tinggal bareng Renai. Satu hal yang jadi permasalah perceraian mereka adalah karena Renai ingin melindungi anak-anaknya setelah kejadian di Insidious: Chapter 2 dimana Josh dirasuki Bride in Black dan ingin menyakiti anak-anak mereka.
Renai harus menutupi cerita kalo saat itu bukan Josh yang menyakiti mereka, tapi makhluk jahat yang merasuki tubuh Josh.
Dari permasalahan ini, ada momen dimana Josh dan Renai berdebat dan melibatkan emosional yang dalam. Ada kalimat dari Renai yang sangat menyentuh hati, dimana dia bilang kalo anak-anak cuma tau kalo ayahnya lah yang menyakiti mereka walaupun sebenarnya bukan ayahnya.
Ditambah lagi permasalahan Josh dan Dalton yang melibatkan ayahnya Josh. Josh merasa kalo ayahnya meninggalkan dia selama 40 tahun dan bikin Josh enggak pernah merasakan kehadiran sosok ayah di hidupnya. Sedangkan Dalton, jauh di dalam hatinya masih butuh sosok ayah yang mengerti dia.
Karena permasalahan ayah-anak ini, tiba-tiba muncul karakter hantu baru bernama Ben Burton yang ternyata adalah ayah dari Josh yang sudah lama meninggal dan rohnya hadir buat ngebantu Josh.
Selain karakter baru Ben Burton, ada karakter baru bernama Chris Winslow yang ngasih sedikit bumbu komedi dari celetukan dan dialog dia yang ringan. Chris adalah karakter baru yang langsung mencuri spotlight di film ini. Walaupun kehadirannya dianggap mengurangi nyawa dari film Insidious.
Flashback yang terlalu lama bikin momen krusial jadi gak ke-highlight
Kalo lo lupa sama cerita di Insidious: Chapter 1 & 2, mungkin lo akan banyak kebantu sama flashback-flashback yang digambarkan kembali di film. Tapi, kalo lo masih fresh sama jalan cerita sebelumnya, mungkin lo akan menganggap kalo Wilson ngasih terlalu banyak flashback di film ke-5 ini.
Yang jadi highlight di film Insidious adalah momen astral projection yang dilakukan Josh dan Dalton dimana Josh menyelamatkan Dalton, dan sebaliknya. Tapi, di film yang ke-5 ini justru momen astral projection saat Josh menyelamatkan Dalton tidak dikemas dengan baik.
So, penonton akan berpikiran kalo sebenarnya film ke-5 ini adalah sebenarnya hanya sekedar film flashback aja.
Kesimpulan
Gue kasih rating 3.5/5
Secara keseluruhan, film Insidious: The Red Door ini adalah film yang paling dekat dan ngasih point of view dari keluarga Lambert. Karena di film-film sebelumnya, Insidious mengasih closure penuh ke karakter Elise, bahkan setelah Elise meninggal.
Momen nostalgia terlalu bertele-tele dan terlalu lama, jadinya momen-momen krusial terkesan buru-buru dan antiklimaks. Ada dua makhluk jahat yang comeback dari Insidious: Chapter 2, ada The Lipstick Face Demon dan Bride in Black. Sayangnya, Bride in Black yang jadi salah satu makhluk jahat yang cukup penting di film ini justru malah hanya dapat momen yang sangat sangat sedikit.
Overall, film debut Patrick Wilson ini tetap worth to watch kok.
Baca juga: Review Guardians of the Galaxy Vol. 3: Film Perpisahan Terbaik Versi Marvel?
Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.