Siapa nih yang punya sifat ngantukan dan hobi tidur? Jika lo termasuk salah satunya, mungkin tren wisata terbaru bernama Sleep Tourism ini cocok buat lo. Sejak pandemi Covid-19 melanda, orang-orang jadi terbiasa lebih nyaman berada di rumah atau istilahnya menjadi orang rumahan.
Bisa dibilang, banyak orang yang cenderung mengalihkan diri mereka dari kegiatan sosial yang super padat, menjadi gaya hidup yang berfokus pada perawatan diri. Sehingga tak heran jika banyak orang yang menjadi lebih suka tidur.
Perubahan gaya hidup ini tentunya memiliki dampak yang cukup bervariasi, tapi yang jelas salah satunya adalah berpengaruh terhadap bagaimana orang-orang memprioritaskan liburan mereka.
Saatva
Melihat fenomena yang terjadi, para pemimpin industri akhirnya menciptakan sebuah tren baru yang disebut “Wisata Tidur”. Tren ini diharapkan bisa menjadi salah satu tren perjalanan terbesar di tahun-tahun mendatang.
Konsep wisata unik ini pun telah mendapat banyak perhatian dari kalangan pebisnis hotel dan akomodasi penginapan lainnya.
Apa itu tren Sleep Tourism?
Tren Sleep Tourism ini bukanlah untuk mencari petualangan dan enggak selalu kegiatan yang berkaitan dengan relaksasi, melainkan wisata yang menawarkan mendapatkan tidur yang berkualitas untuk para wisatawan.
Ide wisata Sleep Tourism ini berkembang karena banyaknya orang yang mengalami masalah kurang tidur. Menurut data CDC, sebanyak 36,8% orang Amerika Serikat (AS) mengalami kekurangan tidur.
Menurut survei Gallup, masalah kurang tidur ini disebabkan adanya peningkatan stres, dengan setengah dari orang mengalami stres dan masalah tidur.
Hubungan antara kurang tidur dan stres itu sulit dipisahkan, karena karena kurang tidur dapat menyebabkan stres, dan sebaliknya stres dapat menyebabkan kurang tidur. So, wajar aja, jika seseorang yang kurang tidur cenderung mengalami tingkat stres yang tinggi.
City Magazine
Maka dari itu, seseorang yang mengalami masalah ini membutuhkan liburan yang menenangkan.
Sebuah survei terbaru dari Hotel Hilton menunjukkan bahwa alasan terbesar orang ingin bepergian adalah untuk "beristirahat dan mengisi ulang tenaga".
Oleh karena itu, Hotel Hilton menawarkan fasilitas Power Down, di mana mereka menyediakan kasur dan perlengkapan tidur yang dilengkapi dengan pengontrol suhu berkualitas, kaus kaki sandal, serta teknologi pengedap suara.
Selain Hilton, hotel-hotel lain sepertinya juga sudah a mulai memperhatikan keinginan tamu mereka untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik. Misalnya, dengan menawarkan menu Bantal yang mencakup pilihan bantal yang bisa digunakan tamu, seperti bulu angsa atau lainnya, demi membantu menciptakan suasana tidur lebih baik.
Resor-resor lain juga mulai menyediakan pengalaman yang berpusat pada kegiatan tidur. Misalnya, Hotel Conrad di Bali, memiliki opsi "Terapi Tidur SWAY", yang dimana tamu bisa beristirahat di tempat tidur gantung berbentuk seperti kepompong selama satu jam.
Resor lainnya, di Castle Hot Springs di Arizona, menawarkan paket "Soak & Slumber", di mana para tamu bisa mengikuti serangkaian aktivitas yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas tidur.
Seiring berkembangnya tren wisata Sleep Tourism ini, tren wisata kebugaran juga mulai berkembang. So, akan ada lebih banyak tempat penginapan yang menawarkan aktivitas dan fasilitas khusus untuk tidur dan pusat kebugaran pada tahun 2025.
Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.