Kita semua tau lah ya, akhir-akhir ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un lagi gencar mempublikasikan putrinya ke publik. Beberapa kali di momen kenegaraan, putri yang diduga bernama Kim Ju Ae itu ada di samping ayahnya.
Salah satu momen paling tak terlupakan ketika Kim Ju Ae menemani Kim Jong-un uji coba rudal. Terbaru, Kim Ju Ae mendampingi ayahnya saat menghadiri upacara pembangunan jalan baru, di Distrik Sopho, 26 Februari lalu.
KCNA
Para ahli berspekulasi bahwa perkenalan Kim Ju Ae baru-baru ini adalah bagian dari upaya propaganda untuk melunakkan citra Kim Jong-un yang ternyata berjiwa family man. Atau bisa jadi, ini adalah awar perkenalan bahwa suatu hari nanti putrinya itu akan meneruskan takhta ayahnya.
Tapi tau nggak sih…
Berdasarkan laporan media barat bernama Radio Free Asia, banyak warga Korut yang sebetulnya nggak suka momen itu. Sejumlah sumber mengatakan momen keakraban Kim Jong-un dan putrinya ditampilkan berlebihan di tengah kondisi Korea Utara yang lagi diterpa krisis ekonomi.
KCNA
Diduga banyak warga yang marah. Seorang penduduk provinsi barat laut Pyongan Utara yang nggak mau disebutkan namanya melaporkan keluhan tersebut ke Radio Free Asia.
“Itu membuat saya marah karena situasi saya sedang sangat sulit. Dan Kim Ju Ae, yang kita semua tahu dia makan dan hidup dengan baik, sering muncul di TV dengan pakaian mewahnya,” kata sumber tersebut.
"Orang-orang mengatakan hal-hal seperti, 'Dia pasti makan dengan sangat baik, wajahnya sangat sehat,'" lanjutnya.
"Kebanyakan orang tidak bisa makan dengan benar sehingga tulang pipi mereka lebih menonjol dari wajah mereka sebelumnya."
KCNA via South China Morning Post
Warga yang tinggal di utara ibu kota di provinsi Pyongyang Selatan membandingkan penampilan Kim Ju Ae dengan anak-anak kurus yang tinggal di lingkungan mereka, kata seorang sumber di sana.
“Mereka mengatakan bahwa dia terlihat sangat berbeda dari anak-anak orang biasa, yang bahkan tidak bisa makan tiga kali sehari karena kekurangan makanan.”
Pakar Korea Selatan memperkirakan bahwa Korea Utara akan kekurangan 1 juta ton biji-bijian tahun ini. Kim Jong-un sudah mendesak jajarannya untuk merancang "transformasi fundamental" demi menggenjot produksi pertanian di tengah kelangkaan pangan.
Menurut laporan kantor berita pemerintah, KCNA, yang dilansir Merdeka.com, krisis di Korut terjadi karena sebelumnya Korea Utara mendapatkan sanksi internasional berat karena program senjata nuklir dan rudal balistiknya. Apalagi situasi semakin memburuk akibat pandemi COVID-19.
