Climate Change is Real: Virus “Zombie” Hidup Lagi, Seberapa Bahaya?

Sci & Tech 01 Desember 2022 • 13:06

Editor: Kuy

cover
Ilustrasi Permafrost/Adrian Wojcik/Getty Images/iStockphoto

Beritanya emang telat sih gue bikin, niatnya mau gue diemin aja. Tapi ternyata pas gue baca-baca lagi, berita ini penting buat ngingetin semua manusia di bumi ini. 

Laporan Sky News menyebutkan kalo peneliti Prancis di Siberia, Rusia, menghidupkan virus zombie yang tertidur selama 50 ribu tahun. Virus ini ada di dalam permafrost, alias tanah beku yang suhunya di bawah 0 derajat. 

Penemuan virus ini sebenernya nggak sengaja karena awalnya peneliti menemukan 12 virus lain di bawah es. Peneliti menyebutnya “virus zombie” karena masih aktif meskipun puluhan ribu tahun tertidur. Nama asli virus ini adalah Pandoravirus yedoma. 

\

Arek Socha dari Pixabay 

Tapi, yang jadi pertanyaan, maksudnya virus zombie ini apa sih? Apa iya bisa mengancam manusia dan mengubah manusia jadi zombie?

Sejauh ini, jawaban sementara adalah nggak benar. Kata Jean-Michel, profesor Genomik dan Bioinformatika di Fakultas Kedokteran Universitas Aix-Marseille, virus purba yang hidup kembali ini cuma menginfeksi amuba aja. Virus itu nggak akan bisa menginfeksi sel manusia. 

Jadi, seharusnya virus ini aman untuk diteliti. Makanya, ilmuwan menggunakan virus zombie ini buat mendeteksi apakah virus zombie tetap hidup meskipun puluhan ribu tahun membeku. 

Dan ternyata, virus itu tetap aktif menembus sel inang, menggunakan metabolisme sel untuk membuat salinan dirinya sendiri. Pas sel inang mati, ribuan partikel virus  dilepaskan.

”Akumulasi perbedaan fungsi sel manusia vs sel amoeba membuat virus ini tidak mampu menginfeksi manusia,” tegas Jean-Michel dilansir Sindonews.com

Saat ini, ilmuwan masih meneliti virus-virus tersebut. 

Tenor

Intinya adalah…

Dilansir Nat Geo, di dalam permafrost, terdapat sekitar 1,7 triliun karbon dalam bentuk bahan organik beku. Mereka berasal dari sisa tanaman busuk dan hewan-hewan yang puluhan ribu tahun terperangkap di es. 

Nah, karena banyaknya bangkai hewan dan tumbuhan ini, tanah permafrost kira-kira mengandung dua kali lebih banyak karbon, terutama dalam bentuk metana dan CO2 seperti yang ada pada atmosfer Bumi.

Kalo permafrost mencair, materialnya bisa melepaskan CO2 dan metana yang punya efek pemanasan rumah kaca. Permafrost yang mencair juga membuka jalan bakteri dan virus penyebab penyakit yang selama ini terperangkap di dalam es.

Fyi aja nih, virus-virus purba yang tertidur di bawah es itu diduga masih banyak loh. Kalo es mencair, patogennya bakal dilepaskan dan bisa mengancam kehidupan karena kita nggak tau apa aja bahaya-bahaya virus itu. 

Makanya gue bilang, climate change is real. 

Why don't you check this?