Gimana Kalo Bumi Punya 2 Bulan?

Sci & Tech 14 November 2023 • 12:12

Editor: Inggita Widia

cover
Istimewa

Kenapa sih Bumi cuma punya 2 bulan? Kenapa gak kayak Jupiter yang punya 2 satelit? Atau bahkan kayak Saturnus yang punya 82 satelit? Emang apa yang terjadi kalo Bumi punya 2 bulan?

Honestly, bukan lo doang kok yang berandai-andai atau berkhayal gimana kalo Bumi punya 2 bulan. Skenario ini udah ada sejak beberapa dekade. Bahkan, ada beberapa pendapat yang muncul kalo Bumi itu sebenarnya punya 2 bulan. 

Sejak tahun 2006, para astronom udah melacak bulan-bulan sekunder yang lebih kecil yang ditangkap oleh sama Bumi-Bulan kita sendiri. Bulan-bulan ini hanya berdiameter beberapa meter aja, tapi sifatnya datang dan pergi, gak ada yang benar-benar menetap.

Baca juga: Mau Tinggal di Mars? Kira-kira Kayak Gini Bentuk Rumah yang Bakal Lo Tempatin 

 

Tapi, gimana kalo Bumi benar-benar punya 2 bulan yang permanen? Apakah kehidupan kita akan berubah?

Sebelumnya, ayo kita flashblack dulu ke pelajaran SMP tentang fungsi bulan. Bulan punya 1/81 massa Bumi sementara sebagian besar bulan hanya sekitar 3/10.000 massa planet mereka. Ukuran bulan inilah adalah faktor kontributor utama buat kehidupan di Bumi.

Bulan bertanggung jawab atas pasang surut di Bumi, iklim, memperlambat rotasi Bumi, dan menjaga Bumi pada porosnya. Lo tau kenapa satu hari di Bumi ada 24 jam? Ya ini karena adanya bulan. Doi juga berperan buat kasih penerangan di malam-malam lo yang dingin dan gelap.

Nah, seorang astronom dan fisikawan Neil F. Comins melakukan eksperimen tentang Bumi yang punya 2 bulan. Doi menjabarkan konsekuensi yang menarik, dan menurutnya kehadiran bulan kedua ini akan mengubah semuanya. 

Dalam eksperimennya, Comins membuat sistem Bumi-Bulan dan rekayasa sebelum kehidupan terbentuk. Lalu doi hadirkan bulan kedua bernama Luna, yang berada di tengah antara Bumi dan Bulan.

Ternyata kedatangan Luna menimbulkan kekacauan di Bumi. Gravitasi bulan ini akan menarik planet menyebabkan tsunami, gempa bumi, dan aktivitas gunung berapi yang sangat besar. Abu dan bahan kimia yang turun akan menyebabkan kepunahan massal di Bumi. Belum lagi masalah iklim yang pasti jadi lebih ekstrem di Bumi.

Tapi, setelah beberapa minggu, semuanya mulai mereda.

Luna akan menyesuaikan diri dengan posisinya yang baru di antara Bumi dan Bulan. Tarikan dari kedua benda akan menyebabkan pasang surut daratan dan aktivitas gunung berapi yang konstan.

Tenang say, aktivitas gunung berapi ini justru akan ngebuat Luna jadi halus dan seragam, dan kasih kita pemandangan indah di langit malam.

Bumi juga akan menyesuaikan diri dengan dua bulannya, kasih kesempatan buat kehidupan baru biar muncul. Tetapi kehidupan di Bumi pasti akan beda.

Cahaya gabungan dari Bulan dan Luna akan bikin malam jadi jauh lebih terang. Ini akan berpengaruh ke makhluk nocturnal, mereka kan ngeburu makanan pada malam hari, si makhluk nocturnal ini emang lebih gampang ngeliat mangsanya, tapi sang mangsa juga akan lebih gampang buat berkamuflase. Akhirnya, rantai makanan makhluk-makhluk ini jadi terganggu.

Manusia yang akan beradaptasi sama perbedaan, khususnya orang-orang yang tinggal di daerah pantai. Pasang surut di laut pasti jadi jauh lebih tinggi dan erosi juga semakin kuat, makanya hampir gak mungkin ada orang yang tinggal di tepi pantai. Area yang bisa dihuni di Bumi jadi jauh lebih kecil.

Gak cuma itu, pengukuran waktu juga akan beda. Bulan enggak lagi relevan. Sebaliknya, sistem bulan dan sebagian akan diperlukan buat menghitung pergerakan dua bulan. Apakah satu hari tetap 24 jam? Bisa jadi tidak.

Pada akhirnya, Bulan dan Luna akan bertabrakan. Keduanya akan menjauh dari Bumi. Tabrakan mereka akan kirim puing-puing ke Bumi lewat atmosfer dan menyebabkan kepunahan massal lainnya. Ujung-ujungnya, tetap cuma ada 1 bulan yang mengorbit Bumi.

Source: Universetoday.com

Baca juga: India Jadi Negara Pertama yang Sukses Mendarat di Ujung Bulan, Cuma Modal Rp1,1 T

 

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.

Why don't you check this?