Semua berawal dari sebuah cuitan di sosmed yang bilang kalo ada 5 orang fresh graduate di tempat kerjanya yang enggak lolos tahap recruitment karena gagal pas BI Checking dengan skor kredit Kolektibilitas 5.
Hmm, gak ngerti kan lo maksudnya apa? Sini gue jelasin pelan-pelan ya.
Pertama-tama, kita mengenal pengertian BI Checking dulu. Dilansir dari laman OJK, BI Checking adalah pengecekan riwayat kredit di Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia yang dilakukan sama debitur. Tujuannya buat ngeliat kolektibilitas atau buat cari tau apakah pembayaran kredit dilakukan dengan lancar atau tidak
Nah, kan tadi gue bilang ada yang namanya kolektibilitas, kita singkat aja jadi kol. Kolektibilitas adalah status keadaan pembayaran lo. Kolektibilitas dibagi jadi 5 tingkatan. Dilansir dari Kemenkeu, status 5 kol ini adalah:
- Kol 1: Pembayaran lancar. Debitur selalu bayar kredit tepat waktu.
- Kol 2: Dalam perhatian khusus, artinya debitur menunggak pembayaran dalam 1-90 hari.
- Kol 3: Kurang lancar. Debitur terlambat bayar lebih dari 90 hari sejak jatuh tempo atau sekurang-kurangnya 3-4 bulan.
- Kol 4: Diragukan. Debitur terlambat bayar lebih dari 120 hari.
- Kol 5: Macet. Bisa dibilang Kol 5 adalah kredit macet yang paling bermasalah, ketika kredit gak dibayar lebih dari 180 hari.
Lo tau kan kalo lo ngutang gak dibayar-bayar. Aset lo bisa disita, bank punya hak buat melelang aset, atau lo dikasih surat peringatan. Efeknya, lo akan susah kalo mau berurusan sama bank dalam hal pinjam-meminjam.
Baca juga: Kenapa Lowongan Kerja di Indonesia Dibatasi Umur 25 Tahun?
Terus, kenapa ngelamar kerja harus ada BI Checking? Bukannya cari kerjaan justru buat bayar utang?
Disclaimer dulu ya, lo bukannya gak boleh pinjol atau kredit sama sekali. Yang dicheck sama perusahaan bukan lo punya utang atau bukan, tapi mereka ngecek apakah lo bayar utang tepat waktu atau enggak.
Akan jadi nilai plus kalo lo punya banyak utang tapi selalu dibayar tepat waktu dan sampe lunas, artinya lo bisa mengelola keuangan dengan baik.
Lagipula, perusahaan melakukan BI Checking buat mengurangi risiko kerugian yang akan lo sebabin. Selain diteror sama debt-collector, karyawan ini juga berpotensi melakukan fraud atau kecurangan terkait keuangan. Misalnya nih ya, karyawan melakukan pemalsuan Purchase Requisition dan Purchase Order, nyuri uang perusahaan, atau pemerasan ke vendor.
Ges, namanya juga perusahaan. Nge-running perusahaan dan nge-hire karyawan kan buat meraup keuntungan buat perusahaannya, bukan malah bikin rugi semua orang. Mereka juga maunya cari karyawan yang aman-aman aja dan gak punya potensi fraud.
Lo pernah dengar cerita orang yang diteror sama debt-collector karena temannya ada yang pinjol? Semua kontak yang ada di hp temen lo akan diteror bahkan sampe ke tingkat direksi. Apa lo mau ikutan diteror gara-gara temen kerja lo gak bayar pinjol? Atau lebih parahnya lagi, ada debt-collector yang nyamperin kantor buat nagih utang.
Kan rasanya gak enak kalo lo gak ngelakuin apa-apa tapi ikutan dikejar seolah-olah lo yang punya utang.
Baca juga: Serba-Serbi Dunia Pekerjaan: Gen Z Bisa Kerja, Gak Sih?
Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.
