Real Life Autopsi Vampir: Ketika Bukti Medis & Cerita Rakyat Bersatu

Kalcer 01 November 2022 • 07:00

Editor: Inggita Widia

cover
Source: Atlas Obscura

Pada suatu hari di musim dingin tahun 1892, ada sekelompok pria yang datang ke kuburan di pedesaan Rhode Island buat ngegali makam keluarga vampir.

Pertama mereka menggali makam Mary Eliza Brown, yang udah meninggal delapan tahun lalu karena penyakit yang disebut sebagai “konsumsi”. Mereka menemukan tubuhnya sebagian udah menjadi mumi. Terus mereka juga menggali makam putri sulungnya, Mary Olive, yang meninggal nggak lama setelah ibunya karena penyakit yang sama. Nggak ada yang tersisa dari Mary Olive kecuali tulang dan rambut. Dan yang terakhir adalah makam putri bungsunya, Mercy. Mercy baru meninggal dua bulan yang lalu diumur 19 tahun, dan tubuh Mercy tampak sangat utuh dan terawat, hal ini dianggap sebagai tanda-tanda dari vampir.

Sekelompok pria ini memanggil tenaga medis di daerah itu bernama Harold Metcalf buat melakukan autopsi. Metcalf mengambil jantung dan hati Mercy buat dicari tau apakah organ-organ dalamnya sama kayak manusia pada umumnya. Soalnya, proses kematian dan pembusukan Mercy diperlambat karena musim dingin di New England yang dingin. 

Pas Metcalf mengiris jantung Mercy, masih ada darah di sana. Metcalf tau bahwa adanya bekuan darah di organ pada tahap pembusukan.

 

Baca juga: Cara Orang-orang Eropa Abad ke-5 Melindungi Diri dari Vampir

 

Pas akhir abad ke-19, ilmuwan udah nemuin asal-usul bakteri tuberkulosis yang juga disebut sebagai “konsumsi”. Tapi ada opini di masyarakat yang bilang kalo penyakit tersebut diturunkan dari kerabat dan bisa membahayakan orang yang masih hidup. 

Dokter-dokter kayak Metcalf di tahun 1892 emang udah bisa menjelaskan tentang tuberkulosis. Mereka punya alat autopsi profesional yang dipajang di museum. Makanya, Metcalf bisa bilang kalo dia menemukan tanda-tanda tuberkulosis selama autopsi tubuh Mercy.

Tapi, cerita rakyat dan takhayul udah menguasai Rhode Island selama beberapa dekade. Hanya sebagian kecil masyarakat yang mengerti tentang penyakit tuberkulosis.

Walaupun Metcalf udah meyakini kalo Mercy bukan vampir, masyarakat nggak ada yang puas sama penjelasan dokter ini dan malah mencari penjelasan lain atas kematian di Rhode Island.

 

source: Atlas Obscura


Folklorist Michael Bell udah menghabisi karirnya  buat melacak "vampir" ini. Sampe sekarang, dia udah mendokumentasikan 86 autopsi vampir di Amerika Serikat sejak tahun 1784. Tapi dia percaya, jumlah autopsi vampir lebih banyak dari itu.

Biasanya, penemuan vampir bertepatan dengan wabah tuberkulosis, terutama di New England pada abad ke-19. Penyakit ini menyebabkan sekitar 25 persen kematian di Amerika Serikat bagian Timur pada tahun 1800-an. Dan takhayul akhirnya menyebar kemana-mana. Bahkan di tahun 1949 di Pennsylvania banyak kematian akibat tuberkulosis.

Paul Barber, seorang  yang melakukan studi tentang “Patologi Forensik dan Vampir Eropa” di tahun 1987 meninjau kalo cerita vampir hanya sekedar cerita horor yang terbukti menjadi hipotesis rakyat yang cerdik, rumit, dan membingungkan.

Praktik folkloric kayak autopsi vampir muncul pas orang nggak ngerti dan nggak mau menerima penjelasan ilmiah. Kayak pandemi virus covid, banyak orang yang akhirnya bikin “cerita rakyat” dan teori konspirasi atau informasi yang salah. 

So kesimpulannya, ketika rambut, kuku, dan bahkan gigi tubuh keliatan tumbuh, ketika kulitnya kemerahan dan kulitnya hangat pas disentuh, ketika jantung masih ada darah, ketika bibir keliatan menyeringai dan berat badan bertambah di pemakaman. Semua ini ada penjelasan ilmiahnya.

 

Artikel ini dipublikasikan oleh Atlas Obscura

Why don't you check this?