Setelah 100 Tahun, Ilmuwan Berhasil Rekonstruksi Wajah Firaun Tutankhamun

Kalcer 12 November 2022 • 07:00

Editor: Inggita Widia

cover
FAPAB Research Center

Ayo kita flashback 100 tahun lalu ke tahun 1922, tepatnya tanggal 4 November. Di hari itu, makam Firaun Tutakhamun atau Raja Tut ditemukan. Nah, ditemukannya makam Raja Tut berarti terungkap juga banyak misteri Mesir Kuno termasuk mumi anak raja. 

Fyi, “Firaun” ini julukan ygy. Julukan yang dikasih sama rakyat ke raja di zaman Mesir Kuno. Kalo lo ngiranya gue bakal ngomongin Firaun yang ada dicerita Nabi Musa, lo salah. Bukan Firaun itu yang gue mau omongin. Karena, Mesir dikuasai sama raja yang bergelar firaun dengan nama yang berbeda-beda. 

Gue mau ngomongin Tutankhamun atau firaun Mesir di dinasti ke-18 (1333 SM - 1324 SM). Raja Tut naik takhta di umur 9 tahun, emang umur yang masih sangat sangat muda buat jadi raja. Tapi, dia juga meninggal di umur yang masih muda, 19 tahun.

Pas makamnya terbongkar, peneliti menemukan penyebab kematian raja. Yaitu karena penyakit malaria dan penyakit tulang kohler yang buat Raja Tum punya kelainan tulang. Kakinya membengkak, jadi dia nggak bisa berjalan normal. Dan, Raja Tut juga mengalami nekrosis atau kematian jaringan tubuh yang diakibatkan patah tulang di kaki kirinya.

Tapi namanya masih muda, firaun yang satu ini emang aktif banget. Dia suka berburu binatang liar dan bangun istana di dekat Sphinx. Makanya dia juga sering kecelakaan yang bikin kakinya terus terluka sampe akhirnya meninggal.

 

Baca juga: Real Life Autopsi Vampir: Ketika Bukti Medis & Cerita Rakyat Bersatu

 

Mummy Tutankhamun
Source: live science


Ada sebuah studi tahun 2010 yang ngebahas tentang Tutankhamun dan mumi-mumi lainnya. Jurnal ini diterbitin sama JAMA Network yang berjudul Ancestry and Pathology in King Tutankhamun's Family. Menurut jurnal tersebut, raja Tut punya tinggi sekitar 5 kaki 6 inch, atau sekitar 1,67 meter.

“Tutankhamun tampak seperti orang yang menderita secara fisik” kata Zahi Hawass, salah satu penulis jurnal tersebut. Dia juga menderita malaria dan butuh tongkat buat berjalan.

Kata dosen klinis bedah di Imperial College London, Hutan Ashrafian, raja Tut berjalan pincang dan punya tengkorak lebih panjang dari biasanya, punya payudara agak membesar yang disebt ginekomastia disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, gigi geraham dan tubuhnya relatif kurus. Setelah mempelajari mumi Tutankhamun, Ashrafian menyimpulkan kalo raja ini lemah secara fisik.

Di tahun 2012, Ashrafian menerbitkan sebuah makalah di jurnal Epilepsy & Behavior yang menyatakan bahwa Tutankhamun dan leluhurnya menderita epilepsi familial, yang mungkin menyebabkan dia mengalami kejang. Ashrafian mengatakan beberapa masalah kesehatan Tutankhamun mungkin terkait dengan masalah genetik dari perkawinan sedarah, karena firaun Mesir di dinasti ke-18 sering nikah sama keluarga sendiri.

 

Virtual rekonstruksi wajah firaun Tutankhamun

Sejujyurnya, para ilmuwan udah berkali-kali merekonstruksi wajah raja Tut, tapi para ahli juga percaya nggak ada satu pun hasil rekonstruksi yang benar-benar akurat. Nggak ada yang sempurna mulai dari kerutan, warna mata, warna rambut, warna kulit, dan bekas luka.

Ahli juga menemukan kalo mumi rata-rata menyusut 53% dari semasa mereka hidup. Ini gue spill, salah satu hasil rekonstruksi raja Tut yang diupload di akun Twitter @DigitalMapsAW

 

 

Raja Tut emang cacat secara fisik dan ada kelainan bentuk kaki kirinya. But, balik lagi nggak ada yang benar-benar tau dan bisa membuktikan secara akurat representasi terbaik dari wujud Tutankhamun.

 

Baca juga: Arkeolog Temukan Terowongan Kuno Diduga Mengarah ke Makam Cleopatra

Why don't you check this?