Siswa SMK di Palembang Tikam Teman Sekelas karena Dendam Sering Dipalak dan Di-bully

Kalcer 10 Februari 2023 • 09:29

Editor: Kuy

cover
Tumisu dari Pixabay

Salah satu siswa SMK di Palembang, Sumatera Selatan, berinisial E menikam teman sekelasnya sendiri hingga meninggal dunia. Korban mengalami luka di dada kiri dan sempat dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tak tertolong. 

Dikutip dari Kompas.com, peristiwa terjadi pada Rabu (8/2). Kapolsek Kertapati Palembang, AKP Alfredo Hidayat, mengatakan kejadian berlangsung saat korban dan pelaku sama-sama sedang di dalam kelas. Pelaku sudah menyiapkan sebilah pisau yang sengaja dibawa untuk menikam korban.

“Kejadian itu sempat membuat guru dan murid yang lain ketakutan, sementara pelaku langsung lari," kata Alfredo. 

Baca juga: Pelaku Pelecehan Gunadarma Lapor Polisi, Mereka yang Bully Terancam Pasal Berlapis

John Hain dari Pixabay 

Motif Pelaku

Dilansir IDN Times, siswa E menikam korban karena sakit hati sering di-bully, diejek, diganggu dan dipalak. Kasus perundungan itu sudah berlangsung tiga bulan sehingga membuat pelaku menyimpan dendam.

"Kurang lebih 3 bulan ini tersangka sering di-bully dan dipalak oleh korban. Dari situ tersangka sakit hati dan akhirnya nekat melakukan hal tersebut." ujar Alfredo. 

Setelah menikam korban, E berusaha melarikan diri. Tapi kini E sudah diamankan dan ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Palembang. E terancam dikenakan pasal 40 Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman penjara di atas lima tahun.

Baca juga: Fall in to the Dark Side, Korea Selatan Darurat Bullying

Alexa dari Pixabay 

Sekolah Indonesia Darurat Bullying

Kasus ini menuai banyak respons dari netizen. Sebagian pihak menilai pelaku nekat membunuh karena membela diri dan tidak tahan dengan aksi bullying yang tidak bisa dianggap remeh. Netizen juga menganggap sekolah harusnya berkontribusi penuh agar kasus bullying tidak terjadi dengan melakukan sosialisasi dan pendidikan mental. 

Kasus bullying di sekolah memang benar adanya. Selama periode 2016-2020, KPAI menerima 480 aduan anak-anak yang menjadi korban bully di sekolahnya. Dilansir Katadata, KPAI menilai kasus bullying adalah masalah kompleks yang harus diatasi bersama oleh orang tua, keluarga, termasuk pihak sekolah. 

"Fenomena paparan kekerasan sangat represif masuk ke kehidupan anak dari berbagai media. Tentunya fenomena zaman ini ada kebutuhan sekolah untuk membaca kondisi kejiwaan setiap siswanya," jelas Komisional KPAI Jasra Putra. 

 

Why don't you check this?