Survei: Popularitas 'Swipe' alias Kencan Online Menurun di Indonesia

Kalcer 13 Juli 2024 • 09:00

Editor: Lulu Azizah

cover
Men's Journal

Beberapa tahun kebelakang, popularitas kencan online memang lagi gencar-gencarnya di dunia, termasuk juga Indonesia. Well, tapi sepertinya pendekatan hubungan secara online ini kini mulai ditinggalkan  guys. 

Sebuah survei terbaru menemukan bahwa budaya ‘swipe’ pada aplikasi kencan digital sudah menurun. Dan sepertinya, kaum jomblo bakal balik lagi nih ke budaya kencan dengan pendekatan tradisional. 

Survei tersebut dilakukan oleh sebuah platform kencan digital bernama Lunch Actually. Mereka mengamati bagaimana penurunan budaya ‘swipe’ alias kencan online mengalami penurunan. 

Insider

Survei berjudul "Annual Singles Dating Survey" tersebut dilakukan di enam negara Asia, termasuk Indonesia. Hasilnya, hanya 12% jomblo yang mengaku masih menggunakan aplikasi kencan. 

Sementara itu, sebanyak 42% memilih untuk enggak menggunakan aplikasi kencan sama sekali.

"Tahun ini, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kami telah mengamati dampak yang berbeda di mana kenyamanan dalam menggunakan aplikasi kencan telah meningkatkan ekspektasi akan koneksi yang instan, sedangkan keinginan untuk mendapatkan koneksi mendalam dan hubungan yang nyata, semakin besar," kata Violet Lim, CEO dan salah satu pendiri Lunch Actually, dikutip dari CNN Indonesia. 

Fyi aja, angka pernikahan di Indonesia telah mengalami penurunan yang signifikan mencapai 54% dalam satu dekade terakhir. Menurut Data  Badan Pusat Statistik (BPS) di 2023, sebanyak 68,29%  anak muda Indonesia tercatat belum menikah.

Wow! 

redsalud.gob

Survei terbaru tersebut diikuti oleh 2.038 jomblo yang berasal dari Singapura, Malaysia, Hong Kong, Indonesia, Taiwan, dan Thailand. Sementara dari Indonesia ada sebanyak 342 responden yang berpartisipasi. 

Menurut survei tersebut, sebanyak 72% jomblo di Indonesia mulai sadar bahwa komunikasi dan hubungan emosional merupakan aspek yang sangat penting dalam hubungan jangka panjang.

Kemudian, sebanyak 74% jomblo memilih mengutamakan komunikasi dan hubungan emosional. Di sisi lain, 24% kaum jomblo sisanya memprioritaskan ketertarikan fisik. 

Menurut Violet Lim, ada beberapa faktor yang menyebabkan budaya ‘swipe’ alias kencan online menurun, yakni:

1. Paradoks dalam memilih

Ketika menggunakan aplikasi kencan, pastinya lo akan disuguhkan banyak pilihan. Nah, disitulah bisa muncul kecenderungan untuk enggak memilih. Survei menemukan bahwa 50% pengguna aplikasi kencan biasanya berkomunikasi dengan 1-2 orang berbeda atau 3-5 orang (37%) di saat bersamaan.

2. Capek kencan

Ketika menggunakan aplikasi kencan, kita pastinya cenderung tertarik dari kriteria fisik dulu. Misalnya, dari foto profil yang menarik. Nah, hal ini menyebabkan kecocokan dari segi koneksi enggak lagi jadi prioritas.

Sebanyak 65% pengguna aplikasi kencan mengaku pernah tertipu foto profil palsu. Akibatnya, kencan jadi sesuatu hal yang melelahkan karena harus menyaring orang lewat profil digital dan memperbanyak chatting.

3. Hubungan jangka panjang

Masih banyak sebagian orang yang menganggap aplikasi kencan atau dating apps itu cuma buat main-main aja, bukan untuk hubungan jangka panjang. Well, anggapan ini enggak sepenuhnya salah ya guys, sebab sekitar 61% pengguna mengaku pernah jadi korban ghosting dari aplikasi kencan. 

Menurut survei, kaum jomblo yang ingin menikah dalam waktu dekat berjumlah sekitar 40%. Banyak orang beranggapan kencan secara tradisional lebih menjanjikan untuk mendapatkan hubungan yang lebih serius dan jangka panjang.

 

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.

Why don't you check this?