Ekonom: Banyak Cuti Bersama Bisa Turunkan Perekonomian, Perlu Dikaji Ulang?

Lifestyle 22 Mei 2024 • 14:54

Editor: Inggita Widia

cover
Freepik

Dari awal tahun 2024 sampai bulan Mei ini, ada banyak banget hari libur termasuk tanggal merah dan cuti bersama. Pokoknya kalo lo orang yang mageran, tanggal merah dan cuti bersama bisa jadi surga buat lo semua.

Eits, tapi jangan seneng dulu, tertanya banyaknya cuti bersama bisa berimbas ke daya saing ekonomi Indonesia loh. Bukan cuma berimbas ke dompet lo doang karena pengen main sana-sini mumpung hari libur, Indonesia juga bisa kena imbasnya.

Dilansir dari Kumparan, Ekonom Senior Raden Pardede bilang kebanyakan hari libur dan cuti bersama ini bisa memicu turunnya ekonomi.

Pasalnya, sepanjang tahun 2024 ada total 27 hari libur nasional dan cuti bersama. Jumlah ini lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Kayak di tahun 2023 hanya ada 23 hari libur nasional dan cuti bersama, bahkan di tahun 2022 hanya ada total 16 hari libur nasional.

Raden bilang, hari libur ini bisa bikin perusahaan jadi nggak produktif karena karyawannya nggak kerja. 

Hmm, ya tapikan budak korporat juga butuh liburan pak ðŸ™Â

Kata Raden gini, “Pasalnya, banyak karyawan yang harus diliburkan saat tanggal merah.
"Karena bulan ini (Mei) saja liburnya banyak sekali ya, dua minggu lalu kan libur tiga hari, ini libur lagi dua hari, ada hari kejepit sekarang. Terlalu banyak libur sih jadi kita harus memahami itu, produksi mereka pada berkurang,"

Baca juga: Studi: Gen Z Sering Merasa Bersalah Saat Liburan

 

Sektor pendidikan juga kena imbas

Nggak cuma dunia usaha aja yang kena dampak, Raden bilang banyaknya cuti dan libur di Indonesia juga bikin sektor pendidikan kena imbas.

"Ini juga ngaruh ke murid-murid, loh. Jangan-jangan jam belajar mereka juga kurang dibandingin murid-murid di negara lain yang liburnya lebih dikit," katanya.

Padahal murid-murid suka kalo banyak liburnya :(

 

Apakah kebijakan cuti bersama akan diubah?

Anggota Komisi II DPR, Guspardi Gaus, bilang kebijakan libur dan cuti bersama yang terlalu panjang perlu dikaji ulang.

Menurut Guspardi, keluhan masyarakat khususnya pelaku usaha perlu direspon pemerintah biar nggak ganggu produktivitas kerja di sektor swasta dan pelayanan publik.

"Kita berharap pemerintah bisa mempertimbangkan keluhan masyarakat soal cuti bersama ini. Produktivitas tenaga kerja kita ini kan jauh dari rata-rata negara ASEAN, bahkan dunia. Kalau libur terlalu banyak, produktivitas bisa makin turun," katanya, Selasa 21 Mei.

Sebelumnya, banyak jua nih pengusaha di Indonesia minta pemerintah buat hapus kebijakan cuti bersama atau minimal libur untuk sektor usaha tertentu.

Mereka juga minta Presiden Jokowi turun tangan. Menurut para pengusaha, cuti bersama karyawan di sektor usaha tertentu punya efek domino yang bisa ganggu kegiatan ekonomi usaha lainnya.

Baca juga: ASN Pria Akan Dapat ‘Cuti Ayah’ Saat Istri Melahirkan

 

Padahl cuti bersama adalah bentuk toleransi

Yap, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah bilang, hari libur nasional terutama hari raya keagamaan adalah bentuk toleransi antarumat beragama. Tujuannya biar semua bisa ibadah sesuai agamanya masing-masing.

"Ini sebagai bentuk toleransi antar beragama," kata Ida abis rapat sama Komisi IX DPR di Jakarta, Senin (20/5).

Ida bilang, jumlah libur dan cuti bersama ini udah disepakati pemerintah lewat surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri: menteri agama, menteri ketenagakerjaan, dan menteri PANRB. Mereka menetapkan hari cuti bersama dan libur nasional sepanjang 2024 ada 27 hari.

"Soal cuti ini sifatnya fakultatif, jadi tergantung kesepakatan bersama di internal perusahaan. Sebenarnya, cuti dan libur bersama juga bisa dorong pertumbuhan ekonomi lewat pariwisata yang meningkat karena banyak orang pake kesempatan ini buat liburan," jelas Ida.

Fyi aja, dulu cuti bersama bagi ASN digagas Wapres Jusuf Kalla waktu jadi pendamping Presiden SBY. Tujuannya biar ASN punya waktu rekreasi yang cukup panjang sama keluarga.

Cuti bersama juga sering dimaknai sebagai libur diperpanjang karena adanya hari kejepit nasional atau harkitnas. Guspardi bilang, libur ini bisa merugikan pihak swasta karena mereka harus nunda urusan dengan kantor pemerintahan.

"Ada istilah harkitnas, hari kejepit nasional, yang dipake sebagai hari libur. Akibatnya, para pengusaha harus nunda urusan dengan pemerintah karena pada hari yang seharusnya kerja, pemerintah malah libur," jelas dia.

Baca juga: Tipe-tipe Pekerja Kantoran Setelah Liburan

 

 

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.

Why don't you check this?