Gaji & Pendidikan Tinggi Bisa Menurunkan Resiko Penyakit Stroke

Money 24 Mei 2024 • 12:00

Editor: Inggita Widia

cover
Kuy.id

Kayaknya, punya gaji atau penghasilan tinggi akan bikin setengah permasalahan hidup lo selesai. Termasuk meningkatkan peluang lo buat selamat dan bertahan hidup dari penyakit stroke.

Kok bisa gitu ya?

Ini gue ngomong berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh Profesor Katharina Stibrant Sunnerhagen dari Universitas Gothenburg di Swedia. Mereka ngulik data medis dari hampir 7.000 pasien stroke di Gothenburg antara tahun 2014 dan 2019. 

Dari penelitian ini, ternyata mereka nemuin kalau orang-orang dengan pendapatan tinggi punya risiko meninggal setelah stroke yang 32 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang kurang mampu. Begitu juga, mereka yang berpendidikan tinggi punya risiko kematian pasca-stroke yang 26 persen lebih rendah.

Pas lagi presentasikan hasil penelitiannya di Konferensi Organisasi Stroke Eropa ke-10 (ESOC) 2024, para ilmuwan nyebut faktor-faktor ini sebagai "determinant sosial kesehatan" atau SDoH. Ini tuh kondisi di mana orang lahir, tumbuh, hidup, kerja, dan menua. Faktor-faktor ini bisa banget mempengaruhi hasil kesehatan seseorang. Dalam penelitian ini, para peneliti fokus ke empat faktor utama SDoH: tempat tinggal, negara asal, pendidikan, dan pendapatan.

Hasil penelitian ini nunjukin gambaran yang jelas gimana faktor sosial bisa bikin seseorang lebih rentan. Pasien yang punya satu faktor SDoH yang nggak menguntungkan punya risiko 18 persen lebih tinggi buat meninggal setelah stroke dibandingin mereka yang nggak punya faktor kayak gitu. Bagi mereka yang punya dua sampai empat faktor SDoH yang nggak menguntungkan, risikonya melonjak jadi 24 persen.

"Status sosial ekonomi seseorang bisa jadi masalah hidup atau mati dalam konteks stroke, terutama kalau mereka dihadapkan dengan beberapa faktor SDoH yang nggak menguntungkan. Walaupun penelitian kami dilakukan di Gothenburg, kami percaya wawasan ini relevan di seluruh Eropa, di mana struktur kesehatan dan tingkat kerentanan sosial yang mirip ada," kata Profesor Stibrant Sunnerhagen dalam sebuah rilis media.

Baca juga: Studi: Sewa Kostan 50% dari Gaji Rentan Meninggal Lebih Cepat

 

Eits, tapi gaji dan pendidikan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi risiko stroke ini ya.

Penelitian ini juga nemuin hubungan antara peningkatan risiko kematian dan faktor gaya hidup seperti kurang aktivitas fisik, diabetes, penyalahgunaan alkohol, dan fibrilasi atrium (sejenis detak jantung yang tidak teratur).

Menariknya, penelitian ini juga nunjukin adanya perbedaan gender. Proporsi perempuan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah faktor SDoH yang nggak menguntungkan. Tingkat merokok juga lebih tinggi di antara mereka yang punya beberapa faktor SDoH yang nggak mengunCreate Articletungkan.

Nah, para peneliti ini minta buat pemerintah bikin kebijakan yang merancang undang-undang yang sesuai sama situasi dan kebutuhan, termasuk mempertimbangkan pasien dengan faktor SDoH yang nggak menguntungkan buat mencegah kematian pasca-stroke.

Soalnya, stroke bisa menyerang siapa aja, terlepas dari usia atau latar belakang. Namun, seperti yang ditunjukkan studi ini, jalan menuju pemulihan jauh dari kata adil.

Apakah dengan kata lain berarti menaikkan gaji semua orang biar bisa bertahan hidup melawan stroke? Mwehehehe. 

Source: StudyFinds

Baca juga: 5 Cara Hidup Mewah Walau Ekonomi Sulit Modal Gaji UMR

 

 

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.

Why don't you check this?