Status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 masih ngegantung. Paling baru, Presiden Joko Widodo memerintahkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir buat menemui FIFA.
Adapun, misi Erick menemui federasi sepak bola dunia itu ngelurusin polemik yang ada. Sebelumnya, FIFA mengklaim kalo Indonesia enggak jadi tuan rumah penyelenggara karena bentrokan politik.
Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 emang dipilih oleh FIFA. Pada 2019, federasi sepak bola Indonesia ini karena menang bidding ngalahin Peru dan Brasil.
Jadi tuan rumah penyelenggara, Indonesia dapet beberapa keuntungan. Misalnya, FIFA ngedampingin langsung soal prasarana pembangunan atau renovasi stadion dan ngasih dana bantuan.
Pas masa persiapan, sih, semuanya oke. Sampai akhirnya pada 14 Maret, ada penolakan yang dikasih tau sama Gubernur Bali I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo dari Jawa Tengah, karena Israel berpartisipasi di Piala Dunia U-20.
Dampak nyata penolakan ini langsung didengar oleh FIFA. Padahal, dua minggu lagi setelah aksi penolakan itu, Bali harusnya menggelar drawing grup Piala Dunia U-20. Alhasil, pada 25 Maret FIFA mutusin buat enggak gelar drawing.
Baca juga: Drawing Piala Dunia U-20 2023 Batal, PSSI Terancam Kena Sanksi
Terus Gimana ke Depannya?
Saat ini Indonesia masih nunggu jawaban FIFA soal status tuan rumah penyelenggara. Soalnya, ada klaim, FIFA udah nunjuk Peru jadi tuan rumah pengganti.
Dan jika Peru benar menjadi tuan rumah pengganti, artinya Indonesia dianggao gagal dalam menjalankan amanat FIFA. Ada sejumlah konsekuensi yang diprediksi bisa menjadi 'hukuman' dari FIFA buat Indonesia
1.Keanggotaan Indonesia akan dibekukan FIFA. Ini bisa saja terjadi karena ada unsur politik atau intervensi dari pihak lain.
2. Indonesia dikecam dunia internasional karena melanggar mandat FIFA. Pasalnya, kebijakan FIFA tidak bisa diganggu gugat.
3. FIFA tidak akan lagi memilih Indonesia untuk menjadi tuan rumah turnamen sepak bola.
4. Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA. Ini terjadi jika keanggotaannya dibekukan FIFA.
5. Indonesia akan dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034. Sebab, Indonesia dinilai tidak bisa menjamin keamanan dan keselamatan para peserta.
6. Indonesia akan dikecam karena bersikap diskriminatif mencampuradukan olahraga dengan politik.
7. Asosiasi olahraga dunia bisa saja tidak akan memilih Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga, termasuk olimpiade.
8. Timnas senior dan kelompok usia tidak boleh mengikuti turnamen sepak bola internasional. Ini bisa berdampak hilangnya potensi ekonomi hampir triliunan rupiah.
9. Pemain, pelatih, wasit, klub dan masyarakat kehilangan mata pencaharian dan 500.000 orang lebih terdampak langsung kalau sepak bola Indonesia terhenti.
Writer: Alan Kusuma