Siapa sih yang nggak suka nonton anime. Penggemar anime kalo dikumpulin udah bisa bikin negara sendiri. Makanya mereka tumbuh sebagai ras terkuat di bumi. Banyak anime yang didasari pada cerita rakyat Asia khususnya Jepang, kayak Inuyasha dan The Ice Guy and His Cool Female Colleague. Soalnya, hal ini juga nimbulin rasa ingin tau penonton tentang cerita rakyat dan budaya Asia Timur.
Eh tapi, anime itu nggak selalu tentang cerita rakyat Asia, ada juga yang diambil dari gabungan cerita rakyat Barat dan mitos dari negara lain. Tapi anehnya, popularitasnya nggak setinggi cerita rakyat Asia. Misalnya kayak The Seven Deadly Sins dan Burn The Witch. Dua anime berlatar cerita Eropa itu emang banyak narik perhatian penonton, tapi nggak ngasih kesan yang bertahan lama.
Terus lo pernah bertanya-tanya gak, kira-kira kenapa ya?
Baca juga: Wibu Starter Pack
Penonton lebih akrab sama cerita rakyat Jepang
Studio anime meneliti tren yang sifatnya lokal buat masyarakat Jepang. Kayak Inuyasha dan Jujutsu Kaisen, dua cerita itu mengacu ke cerita rakyat negara mereka sendiri, makanya orang-orang jadi pada suka.
Di Jujutsu Kaisen, ada penyihir Yuji Itadori yang bertugas menghancurkan benda terkutuk yang berisi roh jahat yang mendatangkan malapetaka bagi umat manusia. Jujutsu Kaisen ngambil cerita rakyat tsukumogami, yaitu objek yang dirasuki sama energi spiritual negatif.
Terus ada juga Demon Slayer. Di episode pertama, Tanjiro Kamado dan teman-temannya harus ngelawan keluarga laba-laba iblis. Karakter ibu laba-laba iblis terinspirasi dari jorogumo, seorang yokai terkenal dalam cerita rakyat Jepang.
Inilah alasan kenapa serial kayak Demon Slayer dan Jujutsu Kaisen populer di kalangan penggemar Jepang. Karena mereka didasari sama cerita rakyat dan mitologi yang udah dikenal orang Jepang sejak kecil.
Terus kenapa anime yang terinspirasi dari cerita rakyat barat jadi kurang terkenal?
Ya nggak juga, mereka masih populer kok, karena adegan aksi atau yang lainnya. Tapi secara script emang nggak sepopuler cerita rakyat Asia. Mungkin hal ini karena cerita fantasi yang dibangun belum sempurna. Maksudnya, karakter yang muncul nggak diperkenalkan sendiri-sendiri.
Misalnya, di serial The Ancient Magus’ Bride ada beberapa karakter pendukung dengan latar belakang yang kompleks, masing-masing harusnya dapatkan cerita sampingannya sendiri. Ada karakter Oberon si Raja Peri dan Titania si Ratu Peri. dua-duanya sama-sama punya peran rumit di cerita utama, makanya penonton menganggap harusnya mereka juga punya ceritanya sendiri.
Serial The Ancient Magus' Bride, ngikutin banyak cerita rakyat Barat yang populer yang punya dunia luas dan karakter yang kompleks ala Harry Potter atau The Lord of the Rings. Sayangnya, serial ini nggak bisa sepenuhnya menjelajahi dunia dan karakternya cuma dalam beberapa episode. Makanya serial ini cenderung punya cerita yang belum terselesaikan.
Sebenarnya, anime yang terinspirasi dari cerita rakyat Barat boleh memperkenalkan pengetahuan dan mitos Barat ke penonton. Misalnya kayak anime Kamigami no Asobi, si karakter utama, Yui Kusanagi, sekolah bareng makhluk ilahi berdasarkan beberapa dewa dan roh mitologi populer, kayak Hades dan Thor.
Ya intinya kalo anime based on cerita rakyat Jepang dibangun lebih kompleks, lebih niat, akurat, dan relate sama masyarakat lokal, jadinya banyak disukai. Kalo anime dari cerita rakyat Barat kurang dieksplor, jadi cuma permukaan aja. Jadinya orang kurang inget alur ceritanya, cuma suka sama visual atau settingnya aja.
Tapi tetep kok, orang Barat yang nonton anime Jepang dan sebaliknya, bakal dapat pengetahuan. Jadi ada pertukaran pengetahuan budaya di sana. Jadi, walaupun anime cerita rakyat Barat nggak sepopuler itu, sub-genre-nya bisa ngebangkitin rasa ingin tau.
Source article: CBR
Baca juga: Quiz: Kalo Bisa Tebak 9/10 Animasi Studio Ghibli Ini, Fix Lo Fan Garis Keras!
