Lo percaya kan kalo setiap orang itu pasti punya kelebihan dan kekurangan. Khususnya, buat orang-orang berbakat, mereka itu punya kelebihan bakatnya masing-masing, tapi ternyata mereka juga punya kekurangan.
Salah satu kekurangan yang mereka rasakan adalah mereka rentan mengalami gifted kid burnout. Sini kita kenalan…
Baca juga: Hindari Burn-Out, Ini Daftar Negara dengan Work-Life Balance Terbaik
Pengertian gifted kid burnout
Lo tau gak sih, kadang anak-anak tuh dituntut buat sempurna dengan ekspektasi mereka yang tinggi. Pokoknya, mereka tuh harus sempurna tanpa keliatan punya kekurangan sama sekali. Makanya, banyak dari mereka yang akhirnya mengalami kelelahan.
Dilansir dari Kompas, menurut Monika Roots, MD, psikiater anak dan salah satu pendiri Bend Health, burn out gifted kid terjadi ketika anak berbakat ngerasa lelah, frustasi, dan motivasi mereka menurun karena tekanan terus-menerus untuk berprestasi dan memenuhi ekspektasi tinggi.
Jadi, ini tuh kayak lomba tanpa garis finish. Mereka didorong harus perfek dan ada juga tekanan dari masyarakat..
Sekalipun mereka udah sampe diujung jalan, garis finish-nya terus bergeser lebih jauh karena standar yang makin tinggi. Akhirnya, banyak anak yang jadi capek mental, emosional, dan fisik karena harus terus-terusan tampil maksimal.
Gimana gejalanya buat mereka? Biasanya, mereka itu jadi gampang marah, menarik diri dari pergaulan, atau masalah kesehatan mental seperti OCD, kecemasan, atau gangguan makan.
Baca juga: Bukan FOMO, Apa Itu FOPO & Dampaknya Buat Mental Health?
Tapi tenang, gejalanya cuma sementara
Iya sih cuma sementara, tapi hal ini tuh umum terjadi. Makanya, kalo lo ngeliat ada orang yang sangat berbakat dan mereka melakukan kesalahan, lo jangan langsung nge-judge karena mereka juga lagi berjuang sama dirinya sendiri.
Btw, National Institutes of Health bilang ada tiga tanda utama burnout: kelelahan, keterasingan dari pekerjaan (atau kegiatan yang berhubungan dengan sekolah), dan penurunan kinerja.
Pada anak-anak berbakat, burnout sering kali muncul sebagai keluhan kesehatan fisik, kayak nyeri perut fungsional, mual, sakit kepala, pusing, insomnia, atau hipersomnia. Anak-anak juga bisa menunjukkan gejala emosional yang intens, kayak menutup diri atau isolasi dan kurangnya motivasi.
Baca juga: Percaya gak Percaya, Menolak Ajakan Orang Bagus Buat Kesehatan Mental
Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.