Polemik Rempang Eco City: Bentrokan Hingga Belasan Siswa Terkena Gas Air Mata

Kalcer 08 September 2023 • 15:59

Editor: Lulu Azizah

cover
Istimewa

Bentrokan antara warga dan aparat kembali terjadi lagi nih guys. Kali ini, bentrokan terjadi di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis, (7/9/23). Bentrokan ini terjadi usai aparat memaksa masuk ke kampung adat untuk melakukan pengukuran lahan demi kepentingan proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City.

Waduuuuh~

Semua berawal ketika beredar desas-desus di antara warga kalo Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) serta pihak berwenang akan memaksa masuk ke Rempang untuk melakukan pengukuran lahan.

Baca juga: Apa Makna dan Alasan India Mau Ganti Nama Jadi Bharat?

dok. BP Batam

Warga yang mendengar kabar burung tersebut langsung berkumpul tuh di Jembatan 4 Barelang pada Kamis (7/9/23) pagi. Dilansir dari BBC Indonesia, sekitar pukul 09.51 WIB warga melihat ada ratusan aparat gabungan yang terdiri dari Satpol PP, TNI, Polisi, dan Ditpam Batam yang mengepung jembatan. 

Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho pun meminta warga yang berada di ujung jembatan untuk mundur menggunakan pengeras suara. Aparat gabungan tersebut kemudian memaksa masuk ke tempat tinggal warga.

Warga yang merasa enggak terima atas tindakan tersebut akhirnya melakukan perlawanan dengan melempari aparat menggunakan batu. Aparat yang terpancing emosi kemudian mulai menembakan gas air mata dan akhirnya bentrokan enggak bisa dihindarkan. 

Fyi aja, warga Rempang memang menolak direlokasi dan digusur atas pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City. 


Belasan siswa jadi korban gas air mata

Gak cuma warga aja yang jadi korban tindakan represif aparat, belasan siswa yang lagi belajar di sekolah pun juga terkena gas air mata akibat bentrokan yang terjadi. 

Dilansir dari BBC News Indonesia, gas air mata masuk ke dua kawasan sekolah, yaitu SMP 33 Galang dan SD 24 Galang. 

"Ketika di sekolah, warga dan guru meminta tidak ada penembakan gas air mata karena ada anak SD. Tiba-tiba asap gas air mata sudah sampai di atap sekolah," kata Bobi (saksi), dikutip dari BBC News Indonesia.

Akibatnya, para guru dan siswa langsung berlarian keluar sekolah dan beberapa diantaranya ada yang lari ke atas bukit. 

Kabarnya, ada 11 siswa yang dilarikan ke rumah sakit karena terkena asap tembakan gas air mata dan puluhan masyarakat lainnya mengalami luka-luka. Selain itu, dilaporkan ada enam warga yang ditangkap. 

Baca juga: Flare Prewedding Picu Kebakaran di Bukit Teletubbies Bromo

 

Kapolri buka suara

Kapolri Prioritaskan Musyawarah Terkait Bentrokan di Rempang Batam

dok. Humas Polri

Mendengar kericuhan yang terjadi di Pulau Rempang, Kapolri Jenderal Listyo Sigit akhirnya buka suara nih guys. Beliau mengakui memang benar terjadi bentrokan antara warga setempat dan aparat gabungan. 

Bentrokan ini dipicu karena penolakan dari warga setempat yang enggak mau direlokasi ke pemukiman lain. Para warga mengaku kalo mereka telah menempati wilayah tersebut sejak tahun 1834. 

Di sisi lain, kawasan tersebut masuk dalam zona industrialisasi baru BP Batam. Nah loh…

“Di sana (Pulau Rempang) ada kegiatan terkait dengan pembebasan, atau mengembalikan lahan milik otoritas Batam yang dikuasai beberapa kelompok masyarakat,” kata Jenderal Listyo Sigit. 

Kapolri juga bilang kalo sebelumnya BP Batam udah melakukan langkah-langkah lain seperti, musyawarah dengan warga, menawarkan relokasi, hingga ganti rugi kepada warga yang lahannya dipakai. 

Nah, diterjunkannya gabungan aparat  ini adalah cara terakhir yang dilakukan BP Batam untuk menguasai kembali kawasan tersebut. 


 

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.
 

Why don't you check this?