Konsep Brutal Living: Gak Selamanya Impulsive Buying itu Asik

Lifestyle 25 Agustus 2023 • 08:00

Editor: Inggita Widia

cover
Freepik.com

Uang di dompet tinggal Rp 100 ribu, gajian 5 hari lagi, tiba-tiba beli Starbucks harganya Rp 80 ribu. Ngejalanin brutal living emang senekat itu, guys…

Waktu itu gue pernah bahas tentang frugal living, dimana lo menjalani hidup dengan hemat. Lo cuma beli apa yang lo butuhin aja, sisa uang yang lo punya ya buat ditabung atau buat kebutuhan lo yang lebih besar nanti di masa depan.

Tapi, di tengah-tengah gempuran orang yang menjalani frugal living, ada juga yang menjalani brutal living. Basically, ya hidup dengan brutal. Brutal living adalah kebalikan dari frugal living.

Lo pernah dengar istilah orang bilang mencintai dengan brutal? Nah konsep brutal living mirip-mirip kayak gitu tapi dalam konsep keuangan. Semua yang lo mau ya lo dapati, but in a bad way.

Brutal living adalah bahasa keren dari “boros”.

Jadi, selama lo masih pegang uang, lo akan beli apa aja yang lo mau. Lo gak punya money management, gak ada tabungan, uang lo habis gak tau kemana. Contohnya gini, lo butuh 1 barang yang harus dibeli di minimarket, tapi yang lo bawa pulang 5 barang dengan dalih “siapa tau nanti butuh”. Ada tukang somay lewat di depan rumah, dipanggil. Ada tukang tahu bulat lewat lagi, dipanggil juga. Ada pilihan makan pecel ayam harga Rp 15 ribu, tapi lo malah beli ayam fast food harga Rp 30 ribu. 

Hhhh, capek gak sih lo ngeliatnya?

Baca juga: Kasih Paham Arti Frugal Living: Hemat Bukan Berarti Pelit

 

“Brutal living demi menjaga kewarasan”

brutal living

Itu adalah kata orang yang menjatifikasi brutal living. Sebenarnya gak ada yang salah dari brutal living, gak ada yang salah dari keputusan lo memilih gaya hidup. Selama lo gak ngutang dan gak pinjol, semuanya ya baik-baik aja.

Tapi kan gak semuanya harus lo beli. Ujung-ujungnya lo selalu ngeluh setiap akhir bulan karena uang lo habis. Brutal living emang menjaga kewarasan seseorang dari dunia yang suka gak masuk akal ini, tapi lama-lama konsep ini bisa berdampak negatif buat perekonomian lo. 

Coba kita renungi sejenak…

Ada berapa banyak baju yang akhirnya gak pernah lo pake di lemari? Ada berapa banyak makanan yang akhirnya dibuang gara-gara lo udah kekenyangan? Ada berapa banyak cita-cita lo yang belum tercapai karena uangnya udah kepake buat hal yang gak penting?

 

“Nanti juga uang bakal datang lagi”

brutal living

Biasanya, orang-orang yang menjalani brutal living adalah orang yang percaya uang akan kembali lagi. Ya emang bener sih, uang bakal selalu kembali lagi, walaupun agak nangis-nangis aja nyari uangnya. 

Susah buat ngilangin prinsip ini dari seseorang. Gue gak mau maksa lo buat berhenti hidup dengan konsep brutal living. Tapi, coba kita kurangi sedikit keborosan, misalnya lo fokus dulu beli apa yang lo butuhin, coba capai dulu semua impian lo yang butuh banyak uang sebelum lo habisin uang buat yang lain. Kalo lo pengen sesuatu yang gak terlalu butuh, tahan sampe 1 minggu, kalo setelah 1 minggu lo masih mau barang itu baru lo bisa beli, soalnya takutnya lo cuma lapar mata.

Iya tau, setiap bulan lo dapat uang dari gaji lo, tapi nanti ketika lo butuh sesuatu dan uang lo habis, yang repot kan lo sendiri.

Baca juga: Tren ‘Quiet Luxury’ Bikin Kelihatan Elegan atau malah Ngebosenin?

 

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.

Why don't you check this?