Resesi Seks, Pemprov di Jepang Bakal Kumpulkan Warga Jomblo Buat Dijodohkan

Lifestyle 03 Maret 2023 • 15:28

Editor: Kuy

cover
Mainichi

Saat ini, Jepang sedang mengalami resesi seks. Semakin banyak warga di sana yang tidak menikah dan tidak mempunyai anak. Untuk menyiasati menyusutnya jumlah penduduk, pemerintah prefektur Aichi, Jepang, berinisatif menjodohkan warganya yang masih single alias jomblo. 

Dilansir Mainichi, pemerintah Jepang akan mengumpulkan 400 warga yang jomblo di Kota Nagakute untuk dijodohkan secara massal dengan orientasi menikah. Mereka akan dipertemukan pada Oktober nanti dan diklaim bakal jadi ajang pencarian jodoh terbesar di Jepang. 

Menurut survei prefektur tahun 2018, sekitar 80% warga Jepang memang berencana akan menikah suatu hari nanti.  Tapi, 40% di antaranya lajang karena mereka belum bertemu dengan pasangan yang cocok. Dengan mempertimbangkan situasi ini, pemerintah bakal membantu perjodohan tersebut. 

Nagakute's Expo 2005 Aichi

Acara yang digelar gratis ini akan berlangsung di Nagakute's Expo 2005 Aichi Commemorative Park. Akan ada ratusan warga jomblo berusia 20-an hingga 30-an yang ikut serta. Para peserta akan dibekali menonton video untuk mempelajari percakapan apa saja yang bisa dilakukan sebelum bertemu belahan jiwa mereka. 

Pemerintah Prefektur Aichi menganggarkan 9,77 juta yen (sekitar $ 72.800) untuk acara tersebut. Seorang pejabat prefektur menyatakan bahwa dengan tingkat kelahiran yang menurun, mereka ingin membantu orang -orang berpikir tentang pernikahan.

"Nihon Konkatsu Shien Kyokai," atau Asosiasi Dukungan Jodoh Jepang, telah bekerja bersama dengan badan -badan publik untuk mengadakan sejumlah acara tersebut. Koki Goto, seorang perwakilan dari organisasi tersebut, mengatakan bahwa acara ini bukan hanya untuk sekadar mencari pacar, tapi berorientasi pada pernikahan. 

Mainichi

Resesi Seks di Jepang

Masih mengutip Mainichi, ternyata terjadinya resesi seks di Jepang semata-mata bukan hanya karena ketidakmauan warga Jepang untuk menikah. Tapi pada dasarnya banyak orng di Jepang yang tidak jago dalam urusan asmara. Hal ini diungkapkan oleh seorang anggota fraksi Partai Liberal Demokrat, Narise Ishida.

"Angka kelahiran menurun bukan karena biaya untuk memiliki anak," ujar Ishida dalam sesi tanya jawab umum di majelis, dikutip Selasa (28/2/2023).

"Masalahnya, asmara dipandang sebagai hal yang tabu sebelum menikah," lanjutnya.

Dikutip dari CNBC, pemerintah Jepang mencatat total tingkat kesuburan di Jepang terus menurun selama bertahun-tahun. Pada 2021, jumlah kelahiran bayi di Jepang mencapai titik terendah, yaitu 811.622 jiwa. 

Why don't you check this?