Review Barbie: Film Masa Kecil yang Lebih Relate Dengan Orang Dewasa

Lifestyle 20 Juli 2023 • 15:35

Editor: Inggita Widia

cover
Warner Bros Picture

Siapa yang senang film Barbie ada film actionnya? Tepuk tangan dulu dong sama Greta Gerwig yang udah bisa penuhin ekspektasi orang-orang. Coba kita review dulu yuk.

Udah 60 tahun sejak boneka Barbie pertama kali dibuat, dan udah 22 tahun sejak pertama kali film animasinya release. Sekarang, Barbie punya live action yang dinanti-nanti sama semua orang. 

Sutradara Greta Gerwig bareng Margot Robbie, Ryan Gosling, Simu Liu, dan aktor lainnya berhasil menciptakan Barbieland yang kayak diimpi-impikan semua anak-anak. 

Film ini juga mengangkat beberapa isu feminisme, patriarki, ada existential crisis yang terjadi di masyarakat. Gerwig paham kalo semua anak perempuan pernah mau jadi Barbie, punya hidup yang sempurna, dan menjalani hari-hari dengan indah, makanya dia bikin karakter Margot Robbie sebagai stereotypical Barbie.

Baca juga: 5 Tempat Bermain Buat Orang Dewasa, Biar Inner Child Meronta-ronta

 

Sinopsis

review barbie

Kayak yang udah diomongin dimana-mana, film Barbie adalah kisah perjalanan Barbie ke dunia nyata. Barbie ini tinggal di Barbieland, tempat dimana mimpi dan khayalan dari semua anak perempuan ada disana. Mereka hidup dengan damai dan bahagia setiap hari, pokoknya she’s living in the moment deh.

Barbie yang diperankan Margot Robbie adalah stereotypical Barbie, yang mana kalo ada orang berpikir “aku ingin hidup seperti Barbie” ya berarti dia ingin hidup seperti karakter Margot Robbie. Hidupnya sempurna, setiap hari bangun pagi, mandi air hangat, sarapan, pake high heels, jalan-jalan ke pantai, dan ketemu sama Ken.

Sampe suatu hari, Barbie mulai berpikir tentang kematian, hidupnya tiba-tiba berubah. Air berubah jadi dingin, susu expired, waffle gosong, dan yang paling parah adalah kakinya menjadi datar alias gak lagi berjinjit.  

Setelah berkonsultasi, Barbie disuruh pergi ke dunia nyata buat cari siapa orang mainin dia. Karena ternyata tubuh di Barbie di Barbieland berhubungan dengan boneka Barbie yang ada di dunia nyata. Setelah pergi dan bertemu dengan pemiliknya, ternyata Barbieland jadi berubah dengan tidak semestinya. 

 

Visual yang memanjakan mata

review barbie

Dari trailernya aja lo udah tau kalo semua yang ada di film ini berwarna pink dan menunjukkan kesempurnaan. Barbieland benar-benar dibikin menjadi tempat buat ngewujudin mimpi anak-anak. Semuanya cerah ceria, ditambah lagi visual dari para Barbie yang cantik. 

Margot Robbie sebagai stereotypical Barbie selalu mau keliatan cantik setiap saat, ditambah sifatnya yang sedikit humoris. 

Ada beberapa adegan musikal yang juga dikemas dengan rapih, semua audio dan visual 
enggak bikin orang terganggu ngeliatnya. Bukan cuma di Barbieland, tapi di dunia nyata juga beberapa tempat ditata dengan sempurna, contohnya kantor Mattel. 

Bac a juga: Orang Tua Harus Tau, Alasan Kenapa Film Barbie Bukan Buat Anak-Anak

 

Isu sosial yang dekat dengan kehidupan

review barbie

Greta Gerwig emang suka banget bikin film tentang perempuan. Kayak Lady Bird dan Little Women yang semuanya punya isu tentang perempuan. Dibalik cerah cerianya film ini dan visual yang bikin kita gak kedip, film sebenarnya punya makna yang lumayan berat.

Film ini kental banget sama feminisme terlihat dari susunan pemerintah di Barbieland yang semuanya diisi oleh perempuan, semua Barbie punya power di Barbieland, punya rumah yang bagus, kehidupan yang sempurna, dan everynight is a girls night. Sedangkan laki-laki sama sekali enggak tunjukkan kehidupannya di film ini.

Isu feminisme ditimpa lagi dengan isu patriarki dimana Ken sadar kalo di dunia nyata laki-laki lah yang menjadi pemimpin, Ken balik ke Barbieland dan mau mengubah Barbieland menjadi KenDom alias istananya para Ken.

Ditambah lagi adanya existential crisis dimana Barbie mempertanyakan keberadaan hidupnya, dia sendiri enggak tau apa yang dia mau, dan dia sadar kalo hidup enggak selalu seperti apa yang dia inginkan. 

 

Kesimpulan 

Gue kasih film Barbie rating 8.5/10
Film terlalu berat buat anak-anak, tapi terlalu cringe buat orang dewasa. Isu-isu yang ada di film ini emang sangat relate sama kehidupan orang dewasa, tapi beberapa scene justru gak terlalu cocok ditonton sama orang dewasa. Contohnya adegan Ken berantem satu sama lain dan mereka berdamai lewat musikalisasi. Film ini juga bukan film nostalgia Barbie masa kecil, seluruh film benar-benar membawa angel yang beda dari Barbie.

Tapi jalan cerita, durasi, dan porsi yang pas bikin kita merasa puas dengan keseluruhan film. Ditambah dengan ending yang ‘cukup’ buat menutup film ini. 

Baca juga: Mau Nonton Barbie/Oppenheimer? Ini Tempat Duduk Terbaik di Bioskop Menurut Christopher Nolan

 

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.

Why don't you check this?