Miris! 80 Ribu Anak Indonesia di Bawah Usia 10 Tahun Main Judi Online

Money 20 Juni 2024 • 12:29

Editor: Inggita Widia

cover
Kuy.id

Lagi-lagi judi online, lagi-lagi judi online. Duh, bisa gak ya judi online ini hilang? Soalnya gue punya berita yang miris dan agak menyayat hati, nih. Ada sekitar 80 ribu anak Indonesia yang main judi online.

Masalahnya, anak-anak yang main judi online ini di bawah umur 10 tahun. Mending main sepeda di lapangan daripada main judi online, dek. 

Hal ini diungkap sama Ketua Satgas Pemberantasan Perjudian Daring yang sekaligus Menko Polhukam Hadi Tjahjanto. 2 persen dari total pemain judi online di Indonesia adalah anak di bawah umur 10 tahun, dengan jumlah 80 ribu.

Fahira Idris, anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta sekaligus aktivis perlindungan anak, bilang kalau temuan ini jadi alarm bahaya buat kita semua. Menurutnya, penetrasi judi online di Indonesia udah sangat luar biasa dan bener-bener berbahaya.

Makanya, pemberantasan judi online harus jadi prioritas utama negara. Semua sumber daya harus dikerahkan biar judi online ini susah diakses atau lebih baik lagi kalau bisa diberantas tuntas demi melindungi anak-anak kita yang merupakan generasi masa depan bangsa.

Baca juga: Generasi Muda Jadi Mayoritas Pemain Judi Online di Indonesia

 

Anak-anak harus dilindungi

Jumlah 80 ribu anak yang terpapar judi online itu gede banget dan harus jadi perhatian negara. Fahira Idris bilang, perlindungan anak dari judi online butuh pendekatan multidimensi yang mencakup edukasi, regulasi, teknologi, kerja sama lintas sektor, dan dukungan psikologis. 

Anak-anak yang udah kecanduan judi online perlu layanan konseling biar mereka bisa pulih dari kecanduan. Pusat konseling dan dukungan psikologis harus tersedia dan gampang diakses.

Menurut Fahira, anak yang kecanduan judi online itu korban dari lemahnya sistem perlindungan. Jadi, selain konseling, langkah penting lainnya adalah penguatan kebijakan dan regulasi, terutama buat memblokir dan menindak platform yang masih menampilkan iklan judi online.

Baca juga: Mengapa Menko PMK Usulkan Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos?

 

“Ya, terus gimana cara ngelindunginya?”

Kalo kata Fahira, kita harus kasih edukasi dan ningkatin kesadaran, alah satunya lewat program pendidikan tentang bahaya judi online sejak dini di sekolah. Kurikulum harus mencakup pendidikan tentang literasi digital, etika online, dan bahaya judi online.
Jangan lupain peran orang tua dan guru juga ya. Mereka harus dikasih  informasi dan alat buat mengenali tanda-tanda kecanduan judi online pada anak dan cara mencegahnya. Workshop dan seminar reguler bisa membantu ningkatin kesadaran dan keterampilan orang tua dan guru.

Oh iya, jangan lupain teknologi. Anak-anak harus dipantau pas mereka lagi main internet. Pokoknya, akses anak ke situs judi online harus diblokir dan difilter konten-kontennya. 

Gak cuma itu, Fahira juga bilang, udah saatnya teknologi AI dan machine learning dipake buat mendeteksi dan memblokir aktivitas judi online yang mencurigakan. Teknologi ini bisa ngenalin pola perilaku yang nunjukin adanya aktivitas judi dan ngasih peringatan dini ke orang tua atau otoritas terkait, mulai dari sekolah sampe penegak hukum.

Source: Kumparan

Baca juga: Cara Menghasilkan Uang dari Telegram

 

 

 

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.

Why don't you check this?