Hai ges, ada yang rame nih…. Di Tiktok orang-orang lagi pada ngomongin tentang internet apocalypse atau kiamat internet.
Kalo lo belum tau, kiamat internet adalah keadaan dimana koneksi internet di Bumi terputus atau hilang selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Jadi, lo gak bisa lagi internetan, scroll Instagram, video call-an sama ayang di WhatsApp, bahkan Tiktokan dan check out keranjang pun lo gak bisa.
Nah, ancaman kiamat internet ini jadi topik hangat setelah peneliti dari Universitas California Sangeetha Abdu Jyothi bikin laporan yang berjudul Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse.
Baca juga: 5 Tempat Bermain Buat Orang Dewasa, Biar Inner Child Meronta-ronta
Terus, NASA gak ngomong apa-apa?
Jelas NASA pasti bertindak dong. Sebelumnya gue kasih tau dulu ya, dilansir dari CNBC, kiamat internet terjadi karena badai Matahari ekstrem yang bisa memicu badai geomagnetik atau gangguan medan magnet Bumi. Nah, hal ini bisa mempengaruhi kabel internet bawah laut yang terhubung antar benua.
So, lo udah tau biang keroknya siapa kan? Yap, Matahari.
Source: nasa.gov
Jadi NASA mengembangkan kecerdasan buatan atau AI buat memprediksi hal ini. Ilmuwan udah menghitung siklus 11 tahunan Matahari, dan dalam siklus itu terlihat kalo elektromagnetik di Matahari akan mencapai puncaknya di tahun 2025.
Dilansir dari web NASA, mereka udah bikin teknologi buat memprediksi badai Matahari yang akan melanda Bumi 30 menit sebelumnya. Kata NASA sih, waktu 30 menit cukup buat mempersiapkan dan mencegah dampak badai yang parah ke jaringan listrik.
Kecerdasan buatan ini dibikin sama tim peneliti internasional di Frontier Development Lab. tujuannya buat mencari hubungan antara angin matahari dan gangguan geomagnetik. Btw, gangguan ini diamati di stasiun Bumi di seluruh planet ya. Jadi semua orang di Bumi akan tau peringatan dari NASA kalo sewaktu-waktu terjadi kiamat internet.
Pihak NASA ngomong gini lewat web resminya, “Dengan AI ini, sekarang memungkinkan untuk membuat prediksi global yang cepat dan akurat serta menginformasikan keputusan jika terjadi badai matahari, sehingga bisa meminimalkan atau bahkan mencegah kehancuran di masyarakat,”
Baca juga: Quiz: Cek Personality Lo, Black Cat atau Golden Retriever Person?
Source: nasa.gov
Sebelumnya, NASA juga mencari petunjuk lewat pesawat luar angkasa Parker Solar Probe yang udah diluncurin sejak 2018.
Parker Solar Probe ini emang dibikin untuk mengeksplorasi sistem Matahari-Bumi yang secara langsung mempengaruhi kehidupan dan masyarakat. Waktu tanggal 27 Juni 2023, Parker Solar Probe udah terbang ke Matahari dalam jarak 5,3 juta mil dari permukaan Matahari.
Alat ini bertugas buat meneliti arah angin matahari dan digunakan juga buat ngeramal kondisi ekstrem di sana.
Baca juga: Kenapa NASA Biarin Astronot Laki-laki Lebih Lama di Luar Angkasa Dibanding Perempuan?
Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.
