Mumpung lagi bulan Ramadhan kayak gini, pernah enggak sih lo terpikir gimana ya rasanya puasa di luar angkasa? Gimana ya sahur dan buka puasanya? Buat lo yang penasaran dengan jawabannya, simak artikel ini sampai tuntas kuy!
Tau gak, tata cara puasa di luar angkasa dengan umat muslim yang ada di bumi itu berbeda banget loh guys. Menurut kepercayaan umat muslim, ibadah puasa ramadhan adalah kegiatan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu dari dalam kurun waktu tertentu selama sehari.
Baca juga: Kenapa Gak Boleh Sembarangan Charge HP di Tempat Umum? Gini Penjelasan FBI
Waktu puasa di setiap penjuru bumi itu berbeda-beda dan Indonesia merupakan salah satu negara yang beruntung karena waktu puasanya selalu stabil selama kurang lebih 13 jam guys. Terus, kalo puasa di luar angkasa gimana?
Jadi, ada salah satu astronot muslim asal Uni Emirat Arab bernama Sultan Al Neyadi yang berencana menjalankan ibadah puasa Ramadhan di luar angkasa.
Wikipedia/Sultan Al Neyadi
Jika sang astronot benar-benar berpuasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dia akan melihat matahari terbenam sebanyak 16 kali dalam kurun waktu 24 jam.
Loh, kok gitu?!
Santai guys, ada penjelasan ilmiahnya kok~
Dilansir dari CNBC, waktu berpuasa para astronot di Stasiun Luar Angkasa bisa jauh lebih singkat dari umat muslim yang ada di bumi. Ini bisa terjadi jika waktu puasa mereka mengacu pada matahari terbit dan terbenam.
Menurut NASA, dalam kurun waktu 24 jam, ISS 16 kali mengorbit Bumi. Itu artinya, dalam sehari astronot yang menumpang di ISS akan menyaksikan 16 kali matahari terbit dan 16 kali matahari terbenam guys.
Baca juga: 'Starseed' Kenapa Manusia Berpikir Mereka Adalah Alien yang Tinggal di Bumi?
Al Neyadi juga bilang kalo dia tetap berencana menjalankan ibadah puasa Ramadhan, meskipun ada pengecualian baginya karena dia seorang musafir.
"Jadi apapun yang bisa membuat misi kami berantakan atau berisiko bagi kru, kami diperbolehkan untuk makan secukupnya untuk mencegah kekurangan nutrisi atau dehidrasi," kata Al Neyadi, dikutip dari CNN Internasional.
Kata Al Neyadi, jika dia tetap berencana puasa, dia bakal mengikuti waktu Greenwich Mean Time, yakni waktu resmi di ISS.