Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara terbakar hebat pada Jumat (3/2) malam. Api juga menyambar daerah permukiman karena lokasi depo dan rumah warga sangat berdekatan.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Barat Eko Kristiawan mengatakan kebakaran terjadi sekitar pukul 20.20 WIB. Sejauh ini sudah ada 13 orang meninggal dunia dan lebih dari 50 orang terluka.
"Saat ini, Pertamina fokus pada penanganan kebakaran dan melakukan evakuasi terhadap pekerja maupun warga di sekitar lokasi ke area yang lebih aman," ujar Eko Jumat malam, dilansir CNBC.
Belum diketahui pasti penyebab Depo Plumpang meledak dan terbakar. Pihak Damkar menduga kebakaran dipicu dari sambaran petir.
Pertamina meminta maaf atas kejadian ini dan memastikan akan melakukan investigasi menyeluruh. Seluruh biaya perawatan akan ditanggung pemerintah, Menteri BUMN Erick Thohir juga minta Pertamina dan pihak terkait fokus mengusut kasus ini.
Selengkapnya, cek di sini
Baca juga: Update Kebakaran Hebat Pipa Bensin Pertamina Plumpang: 13 Meninggal, 50 Terluka
Suplai 20% BBM
Dikutip dari laman Pertamina, Depo Pertamina Plumpang merupakan terminal BBM terpenting di Indonesia berdasarkan publikasi Global Tank Storage.
Depo Plumpang menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau sekitar 25 persen dari total kebutuhan SPBU Pertamina.
Thruput BBM rata-rata sebesar 16.504 kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya meliputi Jabodetabek.
Meskipun begitu, Pertamina memastikan stok BBM saat ini aman.
Pernah Kebakaran Tahun 2009
Kebakaran di Depo BBM Pertamina Plumpang bukan kali ini pertama terjadi. Kejadian serupa terjadi pada 2009.
Dikutip dari Kompas.com (19/1/2009), Depo BBM Pertamina Plumpang sempat meledak dan terbakar pada Minggu (18/1/2009) malam. Kebakaran pada saat itu melanda depo 24 yang berisi 2.500 kiloliter BBM.
Penyebab kebakaran diduga berasal gesekan antara alat pengambil sampel BBM dengan slot ukur yang menimbulkan percikan api.
