Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengusulkan tunjangan untuk PNS, TNI, dan Polri yang biasanya berupa uang diganti menjadi beras premium bulog. Menurut beliau, perubahan wujud tunjangan ini dinilai akan menguntungkan para petani Indonesia.
Buat lo yang belum tau, semua Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, dan Polri selalu mendapatkan tunjangan senilai 10 kilogram beras dalam bentuk uang setiap bulannya.
Baru-baru ini, Budi Waseso mengatakan kalo usulannya ini masih dalam evaluasi dan kalkulasi dari Kementerian Keuangan.
"Ini masih perjalanan dan sekarang masih evaluasi, dihitung oleh Kemenkeu," kata Budi Waseso, dikutip dari nasional.kontan.co.id.
Baca juga: Uni Emirat Arab Bikin Aturan Dilarang Tolak Ajakan Bukber
Beliau juga bilang kalo sampai saat ini dia belum bisa memastikan kapan konversi tunjangan dari uang menjadi beras ini bisa terealisasi. Tapi, dia berharap konversi tunjangan ini bisa terealisasi secepatnya.
"Kalau saya maunya jadi. Kenapa? Karena itu kan berarti masyarakat petani itu pasti diserap oleh Bulog, dan Bulog juga pasti menyalurkan karena ada tempat salurnya," kata Budi Waseso.
Sebelumnya, Budi Waseso juga pernah menyampaikan kalo konversi tunjangan TNI, Polri, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari uang menjadi beras bisa mengurangi beban finansial negara.
Saat ini, nilai tunjangan beras 10 kilogram untuk TNI, Polri, dan PNS dalam bentuk uang sebesar Rp72.420 per bulan. Menurut beliau, tunjangan yang diterima saat ini justru nilainya lebih rendah dibandingkan harga beras saat ini, yakni sekitar Rp8.000 per kilogram.
"Sekarang dia rugi dong, coba dicek PNS TNI Polri tunjangan gajinya untuk beli beras berapa nilainya? Rp7.200, sekarang ada tidak beras harga Rp7.200. Dia paling murah beli Rp8.500-Rp8.800 nombok dong dia, tapi nggak kerasa," kata Budi.
Baca juga: Sering Langgar Lalu Lintas, Gubernur Bali Larang Turis Asing Sewa Motor?
Beliau memastikan kalo anggota TNI, Polri dan PNS akan menerima tunjangan beras berkualitas premium setiap bulannya.
Sebenarnya, memang seharusnya tunjangan semua abdi negara itu dalam bentuk beras, tapi sayangnya sejumlah beras yang didistribusikan Bulog justru berkualitas buruk. Hal itulah yang mendorong pemerintah mengganti tunjangan beras menjadi uang.
"Salahnya Bulog pada saat itu, Bulog memberikan beras dengan kualitas yang rendah. Saya termasuk yang ikut merasakan itu," tambah Budi
Agar kondisi tersebut nggak terulang kembali, Budi Waseso mengatakan kalo tunjangan beras ini akan dilakukan dengan skema door to door alias dari diantar dari pintu ke pintu. Beliau juga bilang kalo uang yang semula di transfer sebagai tunjangan akan dikembalikan ke Kemenkeu.
