Menghilangkan Stres dan Depresi, Bahaya untuk Diri Kita. Emang Iya?

Lifestyle 16 Agustus 2023 • 08:00

Editor: Inggita Widia

cover
Artofliving.org

Kalo lagi stress rasanya pengen ngilang aja. Antara stresnya yang ilang atau kitanya yang ilang? Eh tapi tapi tapiiiii, katanya ngilangin stres atau depresi secara instan bisa berbahaya buat diri kita, emang iya?

Ini menghilangkannya secara instan ya ges ya, dengan cara operasi.

“Emang bisa, operasi buat ngilangin depresi?”

Bisa say. Tapi sebelum lo memutuskan buat operasi menghilangkan depresi, coba baca dulu tentang operasi ini.

Baca juga: Apa Itu Traffic Stress Syndrome yang Wajib Diwaspadai Warga Jakarta?

 

Operasi Lobotomy

bahaya menghilangkan stres dan depresi

Source: NIH Record

Operasi lobotomy adalah operasi otak buat pengobatan mental kayak skizofrenia, bipolar, atau depresi. Operasi ini akan memutus hubungan antara lobus frontal dan bagian otak lainnya. Lobus frontal adalah bagian otak yang bisa bikin kita bergerak, berbahasa, dan banyak kemampuan kognitif. 

Dokter mengembangkan praktik lobotomy di akhir abad 19 dan awal abad 20an, saat itu belum ada terapi obat buat gangguan kesehatan mental dan psikoterapi. Dilansir dari beberapa sumber, operasi lobotomy ini ditemukan sama ahli saraf asal Portugal bernama António Egas Moniz. Dia udah melakukan operasi ini di rumah sakit di Lisbon.

Karena gak ada perawatan standar yang efektif, orang yang punya gejala depresi parah harus dirawat di rumah sakit jiwa. Di Eropa, banyak rumah sakit jiwa yang penuh sesak. Makanya, dokter cari sosulis buat mengobati depresi. Solusinya adalah melakukan operasi lobotomy ini.

Caranya gimana melakukan operasi lobotomy? 

Caranya adalah dengan mengebor dua lubang ke tengkorak pasien dan menyuntikan etanol ke lobus frontal. Etanol ini yang akan menghancurkan koneksi antara lobus frontal dan bagian otak lainnya. 

Ada cara lain yang berkembang tahun 1945, yaitu dengan memalu rongga mata pasien kayak pemecah es. 

Waktu pertengahan 1900-an, operasi lobotomy tercatat dilakukan di seluruh dunia. Tapi, di tahun 1950-an banyak negara yang melarang praktik operasi ini, sampe di tahun 2019,  operasi lobotomy udah jarang terjadi.

 

Emang operasi lobotomy bahaya ya?

bahaya menghilangkan stres dan depresi

Bahaya banget say. 3 dari 6 orang yang melakukan operasi ini meninggal dunia. Pasien lainnya mengalami pendarahan otak, bunuh diri, epilepsi, enggak memahami tulisan atau ucapan, mengalami cacat fisik dan mental permanen, jadi kayak mayat hidup, enggak bisa bedain mana yang benar dan mana yang salah, dan mereka juga enggak punya keinginan buat survive. 

Loh tapikan stres dan depresinya jadi hilang?

Nah, balik lagi ke awal, kalo lo menghilangkan depresi dengan cara operasi lobotomy, lo benar-benar enggak bisa merasakan stress, jadinya lo enggak tau apa yang harus lo lakukan dan kemungkinan kecil lo susah mengambil keputusan. 

Kata pasien lobotomy, lo akan hidup kayak Zombie dan lo gak akan sadar sama apa yang lo lakukan. Keliatannya sih, hidup mereka berubah, tapi faktanya mereka benar-benar hancur sebagai manusia sosial. Tubuhnya emang ada disini, tapi jiwanya enggak tau kemana. 

Jadi, kalo lo masih ngerasain stress, ya nikmatin aja. Karena kalo udah gak bisa ngerasa stres, hidup lo bakal kayak mayat hidup. Daripada ngilangin depresi secara instan, mending atur stress level lo pelan-pelan sambil healing di Bali.

Inget ya, stres itu bukan dihilangi, tapi dikelola.

Baca juga: 5 Tempat Healing di Jakarta dan Sekitarnya, Dijamin Pulang Gak Nangis Lagi

 

Nikmati "satu aplikasi, beragam hiburan terkini" mulai dari berita, kuis, video, dan artikel rekomendasi terkini eksklusif untuk Gen Z dan Milenial. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi KUY! sekarang di Google Play Store dan App Store.

Why don't you check this?