Di jaman now, lo pasti sering banget kan dengar istilah ‘playing victim’. Iyap, istilah ini biasanya dilabelkan buat orang-orang yang suka menempatkan dirinya menjadi korban dalam situasi tertentu guys.
Mental playing victim (mentalitas korban) adalah jenis pola pikir di mana seseorang percaya bahwa mereka adalah sasaran kesialan yang konstan dan tidak memiliki kendali atas situasi mereka. Seseorang yang menganut mental playing victim biasanya pernah mengalami peristiwa traumatis yang menurunkan kepercayaan diri mereka.
Selain itu, mereka biasanya memilki tingkat pesimis yang tinggi dan pola perilaku defensif guys. Salah satu ciri utama orang yang punya mental playing victim adalah mereka kurang bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Lo penasaran enggak sih, apa aja hal yang bisa bikin orang punya mental playing victim? Ini penjelasannya!
Baca juga: Seberapa Banyak Free Time yang Dibutuhin Biar Kita Bahagia?
1. Menghindar dari kerentanan
Mental playing victim adalah penghalang emosional yang mencegah seseorang untuk menunjukkan kerentanan dirinya. Seseorang yang takut dan menghindari kerentanannya cenderung menggunakan mental playing victim sebagai cara untuk menjauhkan diri dari hubungan dan tujuan pribadinya.
2. Pengkhianatan
Kepercayaan yang dihancurkan berulang kali bisa mengurangi rasa aman dan kepercayaan diri seseorang dalam hubungan mereka. Berbagai bentuk pengkhianatan adalah salah satu faktor yang menyebabkan seseorang bisa menganut mental playing victim guys.
3. Kecenderungan manipulatif
Tau gak, seseorang yang mencari validasi secara konsisten dari orang lain biasanya menggunakan mentalitas korban untuk mendapatkan perhatian. Perilaku manipulatif menjadi penyebab terbentuknya mental playing victim ini.
Biasanya, seseorang yang bermental playing victim biasanya menggunakan rasa ketidakberdayaan mereka untuk mendapatkan kendali atas orang yang mereka cintai.
4. Trauma masa lalu
Pengalaman yang traumatis di masa lalu ternyata bisa menyebabkan seseorang memiliki perasaan enggak berdaya yang ekstrim alias mental playing victim. Misalnya, ketika seseorang mengalami pelecehan, mereka akan mengadopsi pola pikir korban sebagai mekanisme defensif mekanisme untuk mengatasi rasa sakit fisik atau emosional.
Baca juga: Kata Psikolog, Penolakan Itu Bagus Buat Kesehatan Otak
