Siapa bilang kejahatan di internet cuma menimpa generasi Boomers yang katanya cuma bisa main Zuma aja. Faktanya, generasi Milenial yang udah melek teknologi malah lebih sering jadi korban pencurian identitas atau perampokan di internet loh guys. Kok bisa? Simak kuy penjelasannya!
Kasus pencurian identitas pribadi mengalami peningkatan di Amerika Serikat akhir-akhir ini. Menurut data dari Federal Trade Commission (FTC), Kejahatan internet ini paling banyak terjadi setidaknya di 3 negara bagian selatan, yakni Louisiana, Georgia, dan Florida.
Pada tahun 2022, lebih dari 500 dari setiap 100.000 warga AS menjadi korban pencurian identitas, lebih tepatnya kasus penipuan kartu kredit yang paling banyak. Biasanya, para penipu menggunakan informasi pribadi korban untuk mencuri rekening kartu kredit atau membuka jalur kredit baru atas nama mereka.
Baca juga: Si Paling Petualang, Gen Z Mendingan Travelling Daripada Menabung
Kota Alabama, Louisiana, jadi kota metropolitan di AS dengan kasus penipuan identitas terbanyak, yakni lebih dari 1.000 korban untuk setiap 100.000 penduduk.
Disusul dengan Kota Baton Rouge, Louisiana, yang berada di nomor 2 dengan total 947 korban untuk setiap 8.347 orang. Kemudian, diikuti daerah Miami-Fort Lauderdale dan Pantai Pompano di Florida Selatan yang memiliki 868 korban untuk setiap 53.201 penduduk.
Menurut laporan FTC, dikutip dari New York Post, tahun lalu ada sekitar 441.822 laporan pencurian identitas. Wow banyak bener~
Dari data tersebut, dapat dilihat generasi Milenial yang paling berisiko kena penipuan, lebih tepatnya mereka yang berusia antara 30 hingga 39 tahun. Para penipu rata-rata mencuri sekitar 25% dari semua korban penipuan di AS.
Sementara, warga Amerika Serikat yang berusia 80 tahun ke atas justru melaporkan jumlah penipuan yang paling sedikit guys. Kaget kan lo?
Baca juga: Apa itu Latte Factor? Pengeluaran Kecil yang Bikin Boncos
Selain penipuan kartu kredit, kategori pencurian kedua paling banyak adalah penipuan yang menggunakan akun belanja dan pembayaran online, media sosial, dan email. Gak cuma itu, para penipu tersebut juga mencari celah kejahatan lewat pekerjaan, pajak, tunjangan, pinjaman, utilitas, dan panggilan telepon.
Pihak FTC menyarankan warga AS untuk melindungi diri dari pencurian identitas dengan cara menyimpan catatan keuangan dalam bentuk fisik atau kertas, termasuk Jaminan Sosial, kartu Medicare dan dokumen pribadi lainnya di ruang pribadi.
Meski kasus pencurian tersebut terjadi di AS, enggak menutup kemungkinan bisa juga menimpa pada kita guys. So, hati-hati selalu yagesya!
Sumber: CNBC