Weekly Recap: Dokter RI & Dokter Luar Negeri, Ranca Upas Rusak, Ibu Hamil Ditolak RS

Kalcer 12 Maret 2023 • 11:13

Editor: Kuy

cover
Ilustrasi kuy.id

Siapa nih yang BLACKPINK in your area??? Gimana euphoria konser BLACKPINK-nya? Seru nggak? Lo nonton juga nggak???? Yang nggak nonton gue hibur pake weekly recap deh~~~

Seminggu ke belakang berita beragam banget. Kalo diminta sebutin semuanya, kayaknya sih gue bakal sedikit kewalahan ya. 

Tapi nggak perlu khawatir. Di Minggu pagi yang gloomy mendung ini, gue bakal bantuin lo buat sortir top five news on this week, mulai dari berita dalam negeri dan luar negeri. 

1. Netizen Bandingkan Dokter Indonesia dengan Dokter Luar Negeri

Sasin Tipchai dari Pixabay


Semua berawal dari pernyataan Presiden Jokowi yang bilang ada 2 juta warga Indonesia masih berobat ke luar negeri, mulai dari ke Malaysia, Singapura, Jepang, AS hingga Jerman. Akibatnya, potensi devisa Rp 165 triliun hilang ke berbagai negara. 

Di media sosial, banyak netizen yang merespons pernyataan tersebut. Menurut netizen, tak ada salahnya berobat ke luar negeri selama dia mampu dan butuh second opinion. Urusan kesehatan adalah urusan nyawa, jadi pasien berhak mendapat pelayanan terbaik, termasuk memutuskan berobat ke luar negeri. 

Netizen juga mengeluhkan kualitas dan pelayanan RS hingga dokter di Indonesia yang belum maksimal. 

Selengkapnya, cek Di sini!

Updated: Dikutip dari Suara.com, menanggapi keluhan netizen, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Adib Khumaidi menjamin kualitas dokter di Indonesia jauh lebih baik dan fokus untuk rakyat Indonesia. 

dr. Adib bilang kemungkinan bukan karena kualitas dokter yang buruk. Kemungkinan pasien memilih berobat ke luar negeri karena ada perbedaan biaya yang lebih murah karena penerapan pajak alat kesehatan. 

Namun, Dokter Adib mengakui ada dokter yang kurang bisa berkomunikasi dan menerima keluhan pasien dengan baik. Maka, itu harus menjadi sebuah kritikan untuk dokter di Indonesia.

2. Kronologi Ibu Hamil Ditolak RSUD Ciereng Subang Berujung Meninggal Dunia

StockSnap dari Pixabay

Ibu hamil bernama Kurnaesih asal Kampung Citombe, Subang, meninggal dunia saat hendak melahirkan. Awalnya, Kurnaesih sempat kontraksi hebat lalu keluarga membawanya ke Puskesmas Tanjungsiang untuk penanganan awal. Karena kondisi terus menurun, Kurnaesih akhirnya dibawa ke RSUD Ciereng Subang. 

Menurut laporan Detik.com, sesampainya di RSUD, Kurnaesih langsung dibawa dan ditangani di IGD. Tapi saat akan masuk ke ruang pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK), petugas medis menolak Kurnaesih dengan alasan pihak RS belum menerima surat rujukan dari Puskesmas. 

Suami Kurnaesih akhirnya tanpa pikir panjang langsung membawa istrinya ke rumah sakit lain di Bandung. Nahas, Kurnaesih dan anak yang di kandungnya meninggal dalam perjalanan. 

Selengkapnya, cek di sini ya!

Updated: Direktur Utama RSUD Ciereng Subang Ahmad Nasuhi menjelaskan pihaknya tidak menolak pasien. Menurutnya, bidan di ruang PONEK kaget karena ruang ICU sudah penuh dan tidak ada tempat lagi untuk pasien darurat. 

Pasien pun disarankan mencari RS lain karena Kurnaesih membutuhkan ICU. Meskipun begitu, RSUD Ciereng tetap meminta maaf atas kejadian ini. 

Dikutip dari Kompas.com, Bupati Subang, Ruhimat, mengunjungi keluarga Kurnaesih dan meminta maaf atas kejadian ini. Ruhimat memberi santunan kepada keluarga dan berjanji akan melakukan audit internal kepada RSUD Ciereng.

3. Event Motor Trail di Ranca Upas Rusuh, Banyak Lahan Kebun Rusak

Istimewa

Event motor trail di kawasan Ranca Upas, Kabupaten Bandung, berujung ricuh. Bahkan akibat event tersebut, sejumlah lahan kebun milik warga dan beberapa area Ranca Upas jadi rusak. 

Acara yang digelar pada Minggu (5/3) lalu ini diselenggarakan oleh sebuah komunitas motor trail. Tapi, peserta kecewa karena panitia terkesan tidak punya persiapan. 

Di jalur track, tidak ada petunjuk arah ataupun panitia yang standby. Banyak peserta yang nyasar dan akhirnya keluar jalur. Beberapa peserta akhirnya kembali ke titik start dan berselisih paham dengan warga sekitar karena lahan warda dilewati.

Selengkapnya, cek Di sini ya!

Updated: Menurut laporan Kompas.com, kawasan Ranca Upas kini ditutup sementara sejak Rabu (8/3/2023) untuk pemulihan dan regenerasi lahan yang rusak.

Panitia telah minta maaf dan sepakat memberi kompensasi untuk warga yang dirugikan hingga bertanggung jawab memperbaiki kerusakan tersebut.

Lantaran panitia sepakat bertanggung jawab, polisi belum menetapkan adanya tersangka dalam event ini. Panitia menyanggupi adanya penggantian.

4. Wabah Leptospirosis Akibat Kencing Tikus Melanda Jawa Timur, 9 Orang Meninggal

Silvia dari Pixabay

Wabah Leptospirosis yang dibawa oleh kencing tikus melanda Jawa Timur. Dilancir CNN Indonesia, Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat sudah ada 249 orang, 9 di antaranya meninggal dunia, terbanyak di Pacitan.

Kematian warga tersebut diduga diperparah dengan adanya riwayat komorbid. Sejumlah warga yang positif masih mendapat perawatan.

Dilansir Detik.com, Dinkes Pacitan menegaskan wabah ini kerap terjadi di kawasan perbukitan dan lahan pertanian ketika banjir atau musim hujan. Penularan bisa terjadi jika seseorang sedang mengalami luka di organ tubuh. 

Selengkapnya, cek di Di sini ya!

Updated: Wabah ini rupanya tak hanya melanda Jatim, tapi juga Jawa Barat. Dari data akumulatif 2022-2023, sudah ada 35 orang di Jabar meninggal akibat kencing tikus. 

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira yang biasa dibawa oleh kencing dan kotoran tikus. Saat musim hujan, tikus akan keluar dari sarangnya dan bersatu dengan lingkungan manusia, sehingga ketika mengeluarkan kotoran, bakterinya akan masuk ke anggota tubuh manusia yang sedang berdarah atau terluka.

Dinkes mengimbau kepada masyarakat yang aktivitas sehari-seharinya sering kontak dengan air untuk berhati-hati, apalagi yang kulitnya sedang terluka.

Selain itu, jika merasakan gejala seperti gangguan kencing, gangguan nafas, muntah dan mata merah, segera memeriksakan diri ke rumah sakit.

5. Warga Suriah dan Ukraina di Bali Punya KTP dan KK

Dirjen Dukcapil Kemendagri

WNA di Bali nggak cuma berurusan soal ayam berkokok hingga ugal-ugalan di jalan. Baru-baru ini, terungkap ada warga Suriah dan warga Ukraina yang ditangkap Imigrasi karena punya KTP berkebangsaan Indonesia.

Dikutip dari kumparan, mereka juga punya Kartu Keluarga (KK) dan sedang mengurus NPWP. Mereka mengubah nama menjadi nama Indonesia, WN Suriah punya KTP WNI bernama Agung Nizar Santoso dan WN Ukraina menjadi Alexander Nur Rudi.

Selengkapnya, cek Di sini ya!

Updated: Setelah diinvestigasi, keduanya memalsukan dokumen untuk menghindari perang di negaranya. Tapi, Tim kuasa hukum WN Suriah mengaku kliennya dijebak oleh temannya berinisial N. Menurut pengacara, kliennya itu tidak bermaksud memalsukan dokumen dan membuat KTP Indonesia. Bahkan kliennya juga diminta uang hingga Rp15 juta. 

Menurut pengacara, awalnya WN Suriah ini bertemu seorang wanita berinisial N melalui aplikasi Tinder. Lalu WN Suriah tersebut minta tolong  untuk dibantu buka buku tabungan demi belanja kebutuhan sehari-hari. WN Suriah itu mengaku dijebak dan malah diantarkan ke Disdukcapil Denpasar untuk membuat KTP. Dia juga mengaku kaget karena tiba-tiba nama di KTP-nya menjadi nama Indonesia.


Segitu dulu ya~~~

Why don't you check this?